Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koordinasi Tingkat Menteri Buruk, Kabinet Jokowi Dapat Rapor Merah, Hingga Anjuran Agar Reshuffle

Ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintahan saat ini tidak bisa dilepaskan dari situasi akibat pandemi Covid-19.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Koordinasi Tingkat Menteri Buruk, Kabinet Jokowi Dapat Rapor Merah, Hingga Anjuran Agar Reshuffle
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Cucu (42), pedagang pigura, mengganti bingkai foto Wakil Presiden, Jusuf Kalla dengan bingkai foto Wakil Presiden RI periode 2019-2024, Ma'ruf Amin yang baru dilantik berpasangan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bingkai pigura permintaan pembeli, di lapaknya di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/10/2019). Pascapelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Minggu (20/10/2019), bingkai foto Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mulai banyak dijual, terutama bingkai foto Ma'ruf Amin yang laris manis terjual karena baru. Cucu, pada hari pertama berhasil menjual lebih dari 200 bingkai foto Jokowi-Ma'ruf Amin berbagai ukuran dengan harga mulai Rp 10.000 hingga Rp 200.000 per lembar, belum termasuk harga pigura. Pembeli kebanyakan berasal dari instansi, kantor, dan sekolah. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kalangan menyoroti kinerja satu tahun pemerintahan pasangan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin setelah keduanya dilantik pada 20 Oktober 2019 lalu.

Kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf Amin dinilai masih merah. Hal ini terlihat dari temuan data hasil survei. Litbang Kompas.

Dalam hasil survei terbarunya yang dilansir, Selasa (20/102020) lalu Litbang Kompas menyatakan, sebesar 46,3 persen responden merasa tidak puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin selama satu tahun terakhir.

Baca juga: Setahun Jokowi-Maruf, Komnas HAM Sebut Perlindungan terhadap Jurnalis Jadi Isu Pinggiran

Isu reshuffle kembali berembus karena beberapa menteri pembantu presiden Jokowi dinilai tidak maksimal bekerja.

Isu perombakan kabinet sebelumnya juga pernah mengemuka saat kabinet pemerintahan Jokowi baru berjalan tiga bulan.

Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ), Michael Umbas saat syukuran pelantikan Jokowi-Ma'ruf, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).
Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ), Michael Umbas saat syukuran pelantikan Jokowi-Ma'ruf, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Namun saat itu, Jokowi tidak melakukan perombakan kabinet pemerintahannya. Kini setahun telah berlalu, apa presiden bakal mengocok ulang susunan kabinetnya?

Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti menyampaikan evaluasinya tehadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI Aisah Putri Budiarti menyoroti buruknya koordinasi di tingkat menteri Kabinet Indonesia Maju dalam satu tahun ini.

Aisah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan evaluasi terhadap jajaran pembantunya di tingkat eksekutif.

Berita Rekomendasi

"Kalau diperlukan reshuffle itu wajar dan sah-sah saja, justru perlu dilakukan jika tidak memiliki kapasitas yang memumpuni," papar Aisah dalam diskusi online, Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Aisah menjelaskan, evaluasi tersebut tidak hanya pada individu menterinya saja, tetapi perlu mengatasi persoalan sistem kabinetnya atau sistem kerjanya selama ini.

"Antara menteri satu dengan menteri lainnya suka tidak sama, misalnya saat dilarang pulang kampung. Ini problem koodinasi yang harus dipecahkan, agar empat tahun ke depan lebih efektif bekerja," papar Aisah.

Aisah juga melihat beberapa menteri tidak memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya (tupoksi) secara maksimal dalam satu tahun ini.

"Setengah dari menteri juga tidak memiliki latar belakang dekat dengan birokrasi pemerintahan. Ini pastinya menyulitkan untuk bekerja," ucapnya.

Reshuffle Perlu

Sementara, pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, Presiden Joko Widodo perlu melakukan reshuffle kabinet untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintahannya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas