Soal Peristiwa di Kota Nice, Jokowi: Indonesia Mengecam Keras Pernyataan Presiden Prancis Macron
Jokowi menyatakan Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan peristiwa aksi teror di Kota Nice, Prancis.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
Sebab, di Indonesia tidak boleh ada yang diperlakukan anarkis karena tidak ada satu orang atau institusi yang bertanggungjawab atas pernyataan Macron.
"Oleh sebab itu dipersilakan kalau mau mengadukan aspirasi, menyatakan pendapat menyamapikan kritik, tapi sampaikanlah itu dengan tertib dan tidak melanggar hukum."
"Sekali lagi, tidak ada di sini yang harus bisa dianggap ikut bertanggungjawab, apakah itu instutusi, perusahaan, atau orang," terang Mahfud MD, masih melansir sumber yang sama.
4 Hal yang Diketahui tentang Serangan Pisau di Gereja Nice, Prancis
Pada Kamis (29/10/2020) kemarin, seorang pria merenggut nyawa tiga orang, memotong leher satu wanita di sebuah gereja di Nice, French Riviera.
Mengutip Channel News Asia, pembunuhan brutal itu terjadi selang dua pekan setelah seorang guru sejarah dan geografi dipenggal di luar sekolahnya.
Guru yang diketahui bernama Samuel Paty itu harus kehilangan nyawa setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam diskusi kelas tentang kebebasan berekspresi.
Berikut ini, empat hal yang diketahui tentang insiden brutal di Nice, Prancis:
Apa yang terjadi?
Pada pukul 08.29 pagi waktu setempat, seorang pria bersenjatakan pisau mulai menyerang jemaat yang berdoa di Basilika Notre-Dame, pusat kota Mediterania.
Dalam konferensi pers, Jaksa anti-teror Prancis Francois Ricard mengatakan, penyerang dilaporkan membawa salinan Alquran dan tiga pisau bersamanya.
Aksi brutal itu berlangsung hampir setengah jam itu.
Penyerang menggunakan pisau sepanjang 30 sentimeter memotong leher wanita berusia 60 tahun.
Korban dinyatakan meninggal di dalam gereja.