Pentingnya Protokol Kesehatan CHSE Era New Normal di Destinasi Pariwisata
Protokol ini disebut CHSE yang merupakan singkatan dari cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), Safety (Keamanan), dan enviroment
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah berupaya mempersiapkan protokol baru yang menjamin kesehatan dan keselamatan wisatawan untuk diterapkan di berbagai lokasi destinasi wisata.
Direktur hubungan antarlembaga Kementerian Pariwisata Indonesia, K. Candra Negara menyadari perlunya sebuah inovasi untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia.
"Kami bekerja sama dengan world travel and tourism council yang ada di London untuk menyusun protokol kesehatan baru," kata Candra dalam webinar Bali Democracy Forum, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: 3M Disebut Jadi Vaksin Paling Aman Tangkal Covid-19
Protokol ini disebut CHSE yang merupakan singkatan dari cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), Safety (Keamanan), dan enviroment sustainability (ramah lingkungan).
Kementerian Pariwisata saat ini terus berupaya mensosialisasikan protokol CHSE melalui gerakan BISA yakni bersih, indah, sehat dan nyaman.
"Ini kami sosialisasikan dan kami terapkan diberbagai destinasi pariwisata di Indonesia," ujarnya
Baca juga: Cara Sadis Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Perlakukan Warganya yang Positif Covid-19
Ketersediaan atau penyelenggaraan sarana kesehatan saat ini penting untuk membuat turis domestik maupun turis mancanegara percaya bahwa di lokasi yang ia tuju sehat dan aman.
"Dulu kalau kita melihat restoran yang ramai kita akan tertarik, karena merasa makanannya enak. Sekarang tidak. Saya yakin pelanggan akan melihat protokol kesehatan di restoran yang ingin dituju sekarang ini," ujarnya.
Menurutnya, perubahan ini merupakan perubahan paling dasar bagi para wisatawan di era new normal.
Harapannya dengan kebijakan yang dibuat, Indonesia memiliki pariwisata yang memiliki daya saing.
Karena tahun depan diprediksi sektor pariwisata akan mulai kembali dibuka disejumlah negara, maka Indonesia tidak boleh kalah saing.
"Bali tidak hanya bersaing dengan Jogja, Sulawesi Utara, atau Sumatera Utara. Tapi juga bersaing dengan Thailand, Fiji, Filipina, Malaysia, dan sebagainya karena semua berebut wisatawan," ujarnya.
Diketahui sektor yang pertama kali terpukul saat merebaknya pandemi Covid-19 adalah sektor pariwisata.
Karena virus ini memaksa orang untuk membatasi pergerakan, dimana pariwisata adalah sektor yang menuntut terjadinya pergerakan.
"Ketika terjadi pandemi orang diminta di rumah, walhasil seluruh pariwisata tutup, hotel tidak ada pengunjung," ujarnya.
Ia berharap dengan protokol kesehatan yang dapat bersaing secara global, pariwisata Indonesia perlahan pulih.
Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin mencuci tangan, selalu menjaga jarak).
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan agar masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.
Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, bersama-sama kita lawan virus corona.