Mengenang Tino Sidin, Sosok di Balik Tampilan Google Doodle di Hari Guru Nasional
Mengenang Tino Sidin, sosok pelukis dan guru menggambar yang diabadikan lewat tampilan Google Doodle pada hari ini, Rabu (25/11/2020)
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Tino Sidin, pelukis terkenal di Indonesia yang sosoknya diabadikan lewat tampilan Google Doodle pada Hari Guru Nasional hari ini, Rabu (25/11/2020).
Ada yang berbeda saat Anda membuka Google hari ini, tampak sosok pria bertopi khas pelukis, ia adalah Tino Sidin.
Tino Sidin yang lahir pada 1925 dan meninggal di tahun 1995, dikenal dengan reward statement-nya 'Ya Bagus' pada acara Gemar Menggambar.
Baca juga: Google Doodle Spesial Hari Guru Nasional 2020, Berikut Profil Tino Sidin, Pelukis Terkenal Indonesia
Baca juga: Hari Guru Nasional, Nadiem: Guru Aktif Mencari Solusi Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19
Berikut adalah artikel mengenai Tino Sidin yang telah Tribunnews rangkum dari TamanTinoSidin.net.
Riwayat Hidup
Tino Sidin lahir dari pasangan Pak Sidin dan Ibu Tini, Tino tumbuh di bawah asuhan kakeknya Suro Sentono.
Tino sejak kecil sangat suka menggambar dan belajar secara otodidak.
Karya Tino mulai tampak kiprahnya sejak pendudukan Jepang.
Bakat alamiah Tino Sidin ditemukan tanpa sengaja oleh tentara Jepang ketika menggambar di pasir.
Ia kemudian diangkat sebagai pembuat poster propaganda Jepang dengan jabatan Kepala Bagian Poster Jawatan Penerangan di Tebing Tinggi pada 1944.
Tahun 1946, Tino Sidin pindah ke Yogyakarta.
Melukis atau membuat sketsa, membuat propaganda anti Belanda, sekolah, bergerilya dan aktif di kepanduan adalah kesehariannya.
Tahun 1951, Tino Sidin kembali ke Tebing Tinggi untuk mempersunting Nurhayati dan menjadi guru olahraga di Taman Dewasa (SMP) Tamansiswa, setahun kemudian mereka pindah ke Binjai.
Baca juga: Profil Lengkap Tino Sidin yang Hari Ini Sosoknya Diabadikan Lewat Google Doodle
Baca juga: Asal-usul Hari Guru Nasional 25 November 2020, Berawal dari Berdirinya PGRI
Tahun 1961, Tino Sidin kembali ke Yogyakarta setelah mendapat tawaran beasiswa di Akademi Seni Rupa Indonesia.