Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman: Saya Marah TNI Dijelek-jelekkan

Ya responnya baik saja. Silakan saja. Lanjutkan. Karena kan sudah sesuai prosedur, ada Satpol PP dulu, kemudian ada polisinya dulu, baru kita

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman: Saya Marah TNI Dijelek-jelekkan
TRIBUN/DANY PERMANA
Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjawab pertanyaan redaksi Tribunnews saat berkunjung ke Makodam Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Para senior Anda baik yang sudah purna maupun yang masih di TNI, sempat memberi masukan?
Ada. Lebih banyak yang mendukung. Ada yang tidak mendukung, ya dia tidak paham peristiwanya tapi ya rata-rata tahu saya.

Pihak HRS kelihatannya tidak ada perlawanan, tapi dari pengacaranya kan ada statement-statement seolah melawan. Kalau misalnya ada perlawanan dari mereka, apalagi sampai fisik, sikap Anda apakah juga akan seperti awal, langsung ambil sikap?
HRS itu kan rakyat biasa. Rakyat kita juga. Kalau beliau sudah dikatakan habib menurut saya berarti orang baik. Umat Islam itu tidak menghendaki adanya perpecahan. Umat Islam itu, itu yang dikatakan rahmatan lil alamin.

Jadi saya yakin juga orang-orang FPI tidak mungkin lah akan ada perlawanan-perlawanan seperti itu. Tapi kalau dia menghalalkan segala cara, kemudian melakukan tindakan fisik, kita sudah biasa menghadapi musuh. Saya tujuh tahun di Timor-Timur. Saya ikut darurat militer di Aceh. Tugas sudah ke mana-mana.

Di halaman Kodam penuh karangan bunga bentuk dukungan? Apa perasaan Anda melihat antusiasme masyarakat memberikan dukungan?
Sebetulnya saya tidak layak menerima ucapan atau dukungan seperti itu. Yang jelas saya melaksanakan tugas saja, seyogyanya sebagai Panglima Kodam Jaya saya bertanggungjawab atas keamanan di wilayah saya. Jadi tidak mengira seperti itu dan tidak mengharapkan seperti itu.
Anda sekarang dikenal di seluruh wilayah Indonesia, karena memerintahkan untuk menertibkan baliho-baliho FPI dan HRS, lalu diikuti seluruh wilayah?
Sebelumnya, dua bulan yang lalu, penertiban baliho ini sudah dilakukan oleh Satpol PP, kepolisian, kemudian TNI. Itu sudah kita lakukan dua bulan yang lalu. Namun pada saat penertiban oleh Satpol PP didemo sama FPI.

Baca juga: Tolak Kebijakan Luar Negeri Trump, Joe Biden: AS Siap Jadi Pemimpin Dunia

Lalu dipasang kembali. Kalau Satpol PP sudah tidak sanggup lagi, kemudian siapa lagi. Itu yang akhirnya membuat saya ambil keputusan. Ciri pemimpin itu cuma satu, dia berani mengambil keputusan. Kalau keputusan itu benar, itu bagus. Kalau salah masih bagus daripada tidak berani sama sekali.

Baca juga: Ada yang Tetap Pasang Baliho Rizieq Shihab, Pangdam Jaya Ancam akan Tangkap Pelaku

Presiden minta bantuan TNI-Polri untuk ikut mensosialisasikan, ikut menjaga prokes?
Kita ada namanya Satgas PDMPK, Penegakkan Disiplin Mematuhi Protokol Kesehatan. Itu terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, dan komponen masyarakat lainnya. Itu sudah ada Satgas-nya, dan itu ada perintahnya memang.

Yang tergabung dalam itu. Apabila tidak menggunakan masker ada tindakan disiplin maupun tindakan administrasi. Kalau disiplin dia nyapu selama satu jam, kalau administrasi dia bayar denda. Sesuai kemampuan tentunya, dan itu disidangkan langsung di lapangan.

BERITA REKOMENDASI

Itu yang dilakukan TNI-Polri di kawasan Petamburan?
Ya, kalau itu sudah dibuat surat oleh gubernur, ditandatangani oleh wali kota, bahwa tidak boleh mengadakan suatu kegiatan lebih dari lima orang. Sehingga perizinan itu kalau tidak salah hanya 30 orang, tapi kan jadi pelanggaran lebih dari 30 orang. Maka ada surat teguran dari gubernur, tindakan tegas dari gubernur, kena denda Rp 50 juta.

Anda mendapat dukungan dan reaksi positif dan negatif, apa mempengaruhi kehidupan Anda secara pribadi?
Begini, hidup ini mengandung resiko. Tetapi kalau hati nurani kita kuat, apapun yang kita hadapi kita harus berani, termasuk menghadapi resiko itu sendiri. Kata Nabi Muhammad di dalam hadistnya, orang yang tidak berani mengambil resiko adalah orang-orang yang merugi.

Anda mengikuti polemik di sosial media?
Mengikuti, ada yang pro, ada yang kontra, ya saya biasa saja. Banyak yang mendukung, banyak yang menyebut itu istilahnya direkayasa, ah biarin saja. Dinamika kehidupan. Saya santai saja. Ada yang tidak paham, yang sebenarnya terjadi seperti apa, ya wajar lah.

Apa keluarga merasa tidak nyaman dengan pro-kontra?
Ada juga, Pak kok gini Pak. Sudah, tenang saja. Dia tahu apa yang bapaknya lakukan. Yakin mereka.

Baca juga: Tersengat Listrik Jebakan Tikus, Nenek di Tuban Ditemukan Tewas di Pematang Sawah

Punya cita-cita menjadi Panglima TNI atau KSAD?
Saya bercita-cita mau menjadi prajurit yang baik saja. Ke depan saya tidak pernah tahu akan seperti apa, yang penting saya laksanakan tugas. Saya bukan berarti setelah ini saya ingin ... Oh tidak ada angan-angan seperti itu.


Tapi kalau diberi amanah siap?
Apapun yang terjadi saya harus siap. Seberat apapun amanah itu saya harus siap. Saya pikirannya hanya begini saja, Jenderal Soedirman baru umur 31 tahun sudah berani bergerilya, bergerilya untuk menentukan TNI akan tetap berjuang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas