SBY Cerita Pengalaman Gagal Jadi Wapres pada 2001 Mendampingi Megawati
SBY mengaku pernah mengalami kekalahan dalam pemilihan Wakil Presiden RI pada 2001 untuk mendampingi Megawati Soekarnoputri
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
Setelah mengakui kekalahannya, SBY mengaku merasakan ketenangan serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
Selain momen tersebut, SBY juga mengingat kekalahan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif pada 2014.
Suara Partai Demokrat berdasarkan hasil hitung cepat merosot tajam dibanding 2009.
SBY kembali menggelar konferensi pers dan mengakui kekalahan partainya.
Dirinya juga menyampaikan selamat kepada partai pemenang.
"Saya pribadi mengucapkan selamat kepada partai-partai yang sukses waktu itu, PDIP Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra. Sama dengan sebelumnya, hati saya tenang."
"Saya tahu sedih kader-kader, tapi saya didik, saya ajari ayolah kita menerima dengan ksatria, dengan legawa dan setelah itu move on," tutur SBY.
SBY Ungkap Politik Identitas Meningkat Sejak Pilkada 2017
SBY juga mengungkapkan polarisasi politik di Indonesia menguat sejak Pilkada 2017.
Sejak saat itu, SBY menilai, politik identitas telah menjadi unsur utama dalam kontestasi politik di Indonesia.
"Terus terang ya sejak Pilkada tahun 2017, saya melihat polarisasi yang tajam dalam dunia politik."
"Identitas menjadi unsur utama dalam politik, dalam kontestasi pilkada, bahkan pemilu pada tingkat nasional," ujar SBY.
SBY mengatakan, kondisi seperti ini tidak baik bagi sebuah bangsa.
Dirinya menyebut, bangsa yang terbelah akan sulit untuk disatukan kembali.
![Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017, Agus Harimurti Yudhoyono atau Agus Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Anies Baswedan.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/agus-yudhoyono-ahok-anies-baswedan_20161113_114132.jpg)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.