Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konferensi Pers Bersama soal Sigi Dinilai Hambar Karena Tak Dihadiri Kapolri

Huda menilai, Idham tidak menunjukkan sensitifitas memadai atas teror yang terjadi pekan lalu tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Konferensi Pers Bersama soal Sigi Dinilai Hambar Karena Tak Dihadiri Kapolri
Ist
Direktur Indonesia Governmet and Parliament Watch (IGPW), M. Huda Prayoga. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menyikapi aksi teror Sigi, Sulawesi Tengah, Menteri Koordinator bidang Politk Hukum dan Keamanan Mahfud MD menggelar konferensi pers bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2020).

Namun konferensi pers tersebut tidak dihadiri Kapolri Jenderal (Pol) Idham Aziz yang diwakili Kadiv Humas Polri Irjen (Pol) Prabowo Argo Yuwono.

Direktur Indonesia Governmet and Parliament Watch (IGPW), M. Huda Prayoga menyesalkan hal tersebut.

Huda menilai, Idham tidak menunjukkan sensitifitas memadai atas teror yang terjadi pekan lalu tersebut.

"Konferensi pers yang dihadiri Menko Polhukam dan Panglima TNI tersebut tentu menjadi hambar karena tiang utama pemberantasan terorisme adalah kepolisian. Keterlibatan TNI hanya untuk mendukung kepolisian," ujar mahasiswa magister UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dalam keterangannya, Senin (30/11/2020).

Baca juga: Mahfud MD Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi, Peristiwa di Sigi Bukan Perang Suku atau Agama

Huda kemudian membandingkan dengan Kapolri terdahulu Tito Karnavian yang selalu terdepan dalam menjelaskan dan menenangkan publik dalam setiap isu terorisme yang ditangani kepolisian.

"Ketidakhadiran tersebut menunjukkan kurang sensitifnya Kapolri Idham atas isu teror yang menyita perhatian publik. Padahal beliau sebenarnya juga berasal dari Densus 88 yang concern menangani terorisme," papar Huda yang juga Ketum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta 2017-2019.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut Huda mengharapkan hal ini bukanlah cerminan kurang seriusnya institusi kepolisian, mengingat tindakan teror merupakan kejahatan kemanusiaan yang harus ditangani dengan cara-cara luar biasa.

"Sebenarnya terasa janggal, penjelasan Menko Mahfud soal langkah pemerintah menangani kelompok teror Ali Kalora dan komitmen Panglima TNI mengirimkan pasukan khusus guna membantu Polri namun tak dihadiri pimpinan tertinggi di institusi kepolisian," tandas Huda.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas