UPDATE Teror Pembantaian Satu Keluarga di Sigi: Jokowi Mengutuk Keras, 49 KK Masih Diungsikan
Update, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan terkait teror pembunuhan satu keluarga di Sigi.
Penulis: Daryono
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Update kasus teror pembantaian satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dibunuh secara sadis.
Pembunuhan diketahui terjadi pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 09.00 Wita.
Satu keluarga yang dibunuh itu terdiri empat orang yakni mertua, anak dan menantu.
Setelah polisi melakukan penyelidikan, terungkap pembunuhan itu diduga dilakukan oleh kelompok teroris, yakni oleh jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Baca juga: Selain Trauma Healing, Pemerintah Juga Berikan Santunan kepada Korban Teror Sigi
Hal itu berdasarkan pemeriksaan saksi dan olah TKP yang dilakukan oleh polisi yang dipimpin Kapolres Sigi, AKBP Yoga Priyahutama, dan tim inavis Polda Sulteng
"Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono, Sabtu (28/11/2020) seperti diberitakan Tribunnews.com.
Berikut update teror pembantaian satu keluarga di Sigi sebagaimana dihimpun Tribunnews.com, Senin (30/11/2020):
1. Jokowi Mengutuk Keras
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi pernyataan terkait teror pembunuhan satu keluarga di Sigi.
Menurut Jokowi, pembantaian di Sigi merupakan tindakan biadab.
"Saya mengutuk keras tindakan-tindakan di luar batas kemanusiaan dan tidak beradab yang menyebabkan empat orang saudara-saudara kita meninggal dunia dalam aksi kekerasan yang terjadi di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah," kata Presiden dalam konferensi pers virtual, Senin, (30/11/2020), sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Baca juga: Terkait Aksi Teror di Sigi, Penanganan Terorisme di Indonesia Dipertanyakan
Jokowi melanjutkan, teror pembantaian tersebut bertujuan untuk memprovokasi dan merusak kerukunan di antara warga.
Mantan Wali Kota Solo ini pun menyampaikan duka cita kepada keluarga korban teror.