Dirjen Bimas Islam Kemenag : Masyarakat Diharap Tenang Tak Terprovokasi dengan Azan Lafal Jihad
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin minta masyarakat tenang, tidak terprovokasi menanggapi beredarnya kumandang azan dengan lafal hayya 'alal jihad
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama Kamaruddin Amin meminta, masyarakat tetap tenang menanggapi beredarnya kumandang azan dengan lafal hayya 'alal jihad.
Pihaknya berpesan agar masyarakat tidak terprovokasi.
"Masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. Masyarakat jangan terprovokasi dengan azan yang mengajak berjihad. Tidak ada dasarnya azan diganti dengan ajakan berjihad. Jihad apa yang dimaksud? Ini berpotensi memprovokasi masyarakat," ungkapnya, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: Viral Azan Serukan Jihad, Wamenag : Tak Relevan di Indonesia
Untuk menjaga kondusivitas, Dirjen mengajak semua pihak terus menyampaikan ajakan kebaikan dengan cara sejuk dan menghindari perpecahan bangsa.
"Mari berlomba mengamalkan agama yang teduh dan menyejukkan. Mari saling menghormati dan saling menghargai, menghindari narasi yang berpotensi memecah umat," harap Kamaruddin.
Baca juga: MUI Tegaskan Azan Tidak Boleh Diubah Menjadi Ajakan Jihad
Sebagaimana diketahui, di media sosial ramai unggahan penggantian lafal hayya 'alas shalah di dalam azan dengan lafal hayya 'alal jihad.
Unggahan tersebut bermula dari instruksi seseorang yang tak dikenal namanya melalui pesan suara.
Tak lama setelah beredarnya instruksi tersebut, unggahan azan dengan lafal hayya 'alal jihad bertebaran di media sosial melalui tayangan video.
Dalam video yang beredar berisi juga keterangan daerah tempat seruan azan hayya alal jihad itu dikumandangkan.