Ketua DPD RI Kutuk Aksi Teror di Sigi
Aksi teror MIT pimpinan Ali Kalora itu terjadi pada Jumat (27/11) pekan lalu di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengutuk keras tragedi pembantaian yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menewaskan satu keluarga.
Menurut LaNyalla, aksi teror itu sudah di luar batas kemanusiaan.
"Saya mengutuk keras perbuatan keji pembunuhan yang diduga kuat dilakukan kelompok teroris MIT yang menewaskan empat orang di Sigi," ujar LaNyalla di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Aksi teror MIT pimpinan Ali Kalora itu terjadi pada Jumat (27/11) pekan lalu di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng.
Baca juga: 30 Orang Pasukan TNI AD dan Marinir Bantu Pengejaran Kelompok Ali Kalora Cs di Sigi
Empat orang korban pembantaian adalah keluarga petani yaitu kepala keluarga bernama Yasa, istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa.
"Perbuatan tersebut keji dan di luar batas nalar kemanusiaan," ujar LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur ini meminta masyarakat tak terprovokasi, di mana perbuatan keji tersebut tidak terkait SARA melainkan murni aksi teror.
"Pembunuhan sadis itu dilakukan untuk menciptakan teror. Pembantaian yang dilakukan kelompok ini untuk merusak persatuan dan kerukunan bangsa," katanya
"Saya mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi. Ini merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat kita sesalkan bisa terjadi," sambung LaNyalla.
LaNyalla menyampaikan rasa duka cita kepada keluarga korban pembantaian kelompok teroris MIT.
"Yakinlah, Polri yang dibantu oleh TNI dalam Satgas Tinombala akan mengejar pelaku hingga tertangkap. Kita harus terus mendukung tim tersebut untuk menumpas teroris MIT," kata LaNyalla.
Buntut aksi teror di Sigi, ada 150 kepala keluarga (KK) yang mengungsi meninggalkan permukiman tempat tinggal mereka.
Warga ketakutan pelaku teror datang kembali ke permukiman warga untuk melakukan pembantaian.
Kepada TNI/Polri dan Pemda, LaNyalla meminta agar warga mendapat kepastian keamanan.