Sepak Terjang Tontaikam, Satuan Elite Kodam Jaya yang Dikerahkan Memburu Kelompok Ali Kalora
TNI mengerahkan satuan-satuan "pemburu" untuk mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) yang dipimpin Ali Kalora.
Penulis: Malvyandie Haryadi
![Sepak Terjang Tontaikam, Satuan Elite Kodam Jaya yang Dikerahkan Memburu Kelompok Ali Kalora](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/seribu-prajurit-tni-tiba-di-sulsel-untuk-padamkan-api_20151027_221929.jpg)
Sama seperti Yonkav, tontaikam ini diharapkan juga mampu memberikan efek tekanan psikologis kepada para pengacau keamanan.
Tontaikam memiliki kemampuan untuk menyajikan Intelijen dalam rangka mendukung tugas Brigif, baik dalam operasi intelijen, operasi tempur, baik dalam pembinaan teritorial maupun operasi bantuan.
Dikutip dari laman Wikipedia, awalnya, penugasan tontaikam ini lebih dominan untuk menjaga kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan. Peleton ini sudah memiliki pengalaman dalam pengamanan, seperti KTT Non Blok 1992, APEC 1994, KTT OKI 1997, termasuk menjaga Ibu kota pada saat-saat kritis keamanan ketika berlangsung Pemilu dan Sidang Umum MPR 1998 serta Sidang Istemewa 1999.
Selain itu terdapat satu tugas yang cukup memberikan pengalaman tersendiri bagi para personel Tontikam adalah pengamanan kedatangan Presiden AS George W. Bush ke Bogor tahun lalu.
Pengamanan orang nomor satu AS ini memang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia pada saat itu.
Dalam tugas pengamanan VVIP/VIP, Tontaikam di BP kan ke Paspampres (Pasukan Pengaman Presiden) dan biasanya setelah melakukan koordinasi, lalu mereka dimasukkan ke check-point yang telah ditentukan. Konsekuensi lingkup tugas peleton ini sudah pasti masuk dalam katagori “Ring satu”.
Tugas pengaman VVIP/VIP tidak terbatas pada wilayah ibu kota Jakarta. Tontaikam juga pernah dikerahkan untuk mengamankan kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan ketika melakukan kunjungan kerja ke Aceh, pasca tsunami.
Kebutuhan ini diperlukan karena kala itu di wilayah tersebut memang tidak memiliki satuan pengamanan yang spesifik seperti yang dimiliki Tontaikam.
Kendala geografis
Mabes Polri mengungkapkan tim gabungan TNI-Polri mengalami sejumlah kendala dalam menangkap jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diduga dalang pembunuhan satu keluarga di Dusun 5 Lewonu, Sigi, Sulawesi Tengah.
Asisten Kapolri bidang Operasi, Irjen Imam Sugianto menyampaikan kesulitan yang paling mencolok adalah letak geografis daerah pelarian pelaku yang memasuki pegunungan dan hutan di Sigi.
"Tingkat kesulitannya tinggi terutama geografi di Sulawesi Tengah. Operasi kami optimalkan dan coba kami evaluasi untuk diubah," kata Irjen Imam kepada wartawan, Selasa (1/12/2020).
Imam menyampaikan Polri juga telah dibantu oleh pasukan yang berasal dari TNI.
Nantinya, pasukan ini akan membantu pemburuan pelaku yang bertanggung jawab atas pembunuhan kejam di Dusun 5 Lewonu, Sigi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.