Kumpulkan Dana Lewat Kotak Amal, Pemerintah Diminta Waspada Kebangkitan Jamaah Islamiyyah
Pemerintah diminta terus memantau pergerakan kelompok JI, terutama sleeper cellnya, yang berpotensi kembali bangkit.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri berhasil mengungkap asal usul dana yang digunakan dalam operasi jaringan teroris Jamaah Islamiyyah (JI).
Satu di antaranya berasal dari kotak amal yang ditempatkan di sejumlah minimarket di Indonesia.
Terkait hal itu, pengamat terorisme dan intelijen Stanislaus Riyanta meminta pemerintah mewaspadai kebangkitan dari JI.
Apalagi Stanislaus mendapat informasi bahwa kelompok JI cukup banyak di Tanah Air.
"Pemerintah harus waspada, kebangkitan JI tidak bisa dianggap remeh. Jumlah mereka cukup banyak. Jika merujuk pada pernyataan Bruce Hoffman yaitu simpatisan Al Qaeda di Indonesia, terutama kelompok JI, yang merupakan alumni Afganistan dan Filipina ada 3.000 orang," ujar Stanislaus, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (2/12/2020).
Baca juga: Kotak Amal Jadi Pendanaan Teroris, NasDem : Peran PPATK Harus Lebih Masif
Stanislaus menjelaskan bahwa kelompok JI yang berafiliasi dengan Al-Qaeda itu sebenarnya sudah lama eksis.
Organisasinya terbilang sangat rapi, solid dan militan.
Menurutnya, kelompok tersebut mempunyai aturan organisasi yang ditaati oleh seluruh anggotanya yang disebut PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Al Jamaah Al Islamiyyah).
Pasca kematian Osama Bin Laden, kata dia, gerakan kelompok JI di Indonesia memang menjadi surut, bukan berarti JI sendiri sudah selesai atau bubar.
"Mereka menjadi sleeper cell, namun tetap melakukan konsilidasi, bahkan membangun unit-unit bisnis. Dalam dua tahun terakhir mereka mulai bergeliat lagi, dan ini nampak dari penangkapan pimpinan mereka Para Wijayanto pada 29 Juni 2019," kata dia.
Baca juga: Kotak Amal Dijadikan Pendanaan Teroris, DPR Imbau Masyarakat Teliti Sebelum Bersedekah
Kemudian penangkapan lain terus berlanjut.
Hingga terakhir pada bulan ini pun membuktikan kelompok JI masih terus bergerak.
Satu di antaranya penangkapan oleh kepolisian yang memang membuktikan bahwa penggalangan dana kelompok tersebut menggunakan kotak amal di minimarket yang tersebar di banyak tempat.
Oleh karenanya, Stanislaus meminta pemerintah terus memantau pergerakan kelompok JI, terutama sleeper cellnya, yang berpotensi kembali bangkit.