Kedekatan UEA - Indonesia: Segera Bangun Masjid Presiden Joko Widodo Hingga Minta Kirim 200 Imam
Saat pertama berkunjung ke Abu Dhabi, 13 September 2015, dia menyambut langsung Jokowi di tangga pesawat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
Artinya kedekatan yang kedua bukan saja di bidang ekonomi tapi di bidang lain. Ya misalnya mita mengirim imam ada sekarang 12 imam Indonesia di masjid di sana. Dalam 2 tahun ke depan kita akan kirim 200 imam sampai 2022.
Bagaimana kualifikasi untuk menyaring imam dari Indonesia ke UEA?
Hapal hafidz Al Quran, bisa bahasa Arab, bisa berkhutbah, tentu ada ketentuan-ketentuan. Yang kerja sama dengan Departemen Agama. Nanti kalau sudah terseleksi biasanya hampir dipastikan lolos.
Kita juga ada kerjasama Mangrove. Jadi buat saya asal kita memprovide mereka. Misal kita bicara agro, negara mempersiapkan lahan-lahan untuk investor.
Kalau kita siap, mereka tidak akan sulit untuk berinvestasi. Buat saya dengan dekatnya antara Indonesia dan UEA diharapkan yang lain akan mengikut seperti Arab Saudi, Qatar, dan Bahrain.
Nama Presiden Joko Widodo dijadikan nama suatu jalan, bagaimana ceritanya?
Jalan itu memang salah satu respect kepada Presiden Jokowi, karena merasa dekat. Juga ada masjid dibangun mulai tahun depan di Abu Dhabi. Bersama dengan itu mau buatkan masjid besar untuk 10 ribu jemaah.
Jadi tadinya jalan pangeran ada enam jalur, jaraknya sekitar 1,8 sampai 2 kilometer. Di jalan itu ada lahan, ada masjid nanti dibangun Masjid Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Uni Eropa Bahas Peluang Bisnis dan Investasi dengan Maluku
Kalau Raja ini kalau sudah merasa punya sahabat itu erat. Tapi untuk menjadi sahabat itu tidak mudah. Tinggal kita bagaimana mengoptimalkan dan mengimplementasikan kepada bisnis yang real.
Di sektor apa yang mereka tertarik untuk berinvestasi?
Di energi iya, kan ada yang sudah jalan ada yang masih proses. Kedepan ada yang lebih menjanjikan seperti agro, nikel, pelabuhan, udara.
Bagaimana kita bisa provide informasi, itu saja. Istilahnya clean, clear. Karena dia investasi banyak di UEA. Mereka sudah biasa berinvestasi di Eropa, di Amerika, mereka pikir di Indonesia akan mudah.