Epidemiolog Ingatkan Agar Pemerintah Melawan Teori Konspirasi yang Keliru Soal Vaksinasi
Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan agar pemerintah melawan teori konspirasi yang keliru di masyarakat soal vaksinasi.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Artinya kapasitas testing kita jauh dari mendeteksi kasus harian yang begitu seriusnya," ujarnya.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Tak Mempan Vaksin, Inggris Lockdown Lagi, Belanda Larang Penerbangan
Baca juga: Komite Penanganan Covid-19: Tak Ada Dokumen WHO yang Bandingkan 10 Jenis Vaksin
Di sisi lain, Dicky mengingatkan, keberadaan vaksin Covid-19 tidak serta merta membuat pandemi berakhir.
Untuk itu, pengendalian 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) masih terus digencarkan.
"Ini (vaksin Covid-19) bukan satu jaminan bebas dari situasi Covid-19."
"Kita enggak bisa sambil tunggu vaksinasi tidak melakukan pengendalian upaya 3T, 3M, termasuk pembatasan-pembatasan diabaikan."
"Itu akan makin jauh dari keberhasilan program vaksinasi," tuturnya.
Oleh karena itu, Ia mengingatkan pemerintah untuk tidak tergesa-gesa melakukan vaksinasi.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Uji Klinis Fase 3 Bisa Digunakan Asalkan Sudah Dapat Izin
Baca juga: Menko PMK: BPOM Tidak Akan Main-main Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19
Terlebih tanpa adanya komunikasi yang baik untuk meredam pemahaman yang keliru di masyarakat.
"Butuh strategi komunikasi yang tetap, tidak bisa vaksinasi dipaksakan ketika belum jelas berapa yang mau."
"Berapa yang tidak mau, sehingga potensi kegagalannya sangat minim," paparnya.
(Tribunnews.com/Maliana)