Jelang Libur Akhir Tahun, Satgas Minta Pemda Jangan Lengah Cegah Pertambahan Kasus Aktif Covid-19
Satgas Penanganan Covid-19 minta Pemda jangan lengah cegah pertambahan kasus aktif Covid-19 pada periode libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan peta zonasi risiko pada pekan ini menunjukkan adanya perubahan pada zona merah (risiko tinggi) dan oranye (risiko sedang).
Hal ini terlihat dari jumlah penurunan daerah yang masuk zona merah dan oranye secara mingguan.
Namun Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan hal ini bukan berarti penanganan harus dikendorkan.
Baca juga: Pesan Satgas Covid-19 Jelang Ibadah Natal: Utamakan Kesehatan dan Keselamatan Jemaat
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, walaupun daerah di zona merah mengalami penurunan, namun mayoritas daerah masuk zona risiko sedang.
"Dan ini tentunya berbahaya, karena apabila sedikit saja kelengahan dalam penanganan kasus pada periode libur panjang Natal dan Tahun Baru, maka terbuka kemungkinan daerah pada zona risiko sedang berpindah ke zona risiko tinggi," ujar Wiko pada konferensi pers daring, Selasa (22/12/2020) .
Secara rincinya, daerah yang masuk zona merah jumlahnya mengalami penurunan dari 64 kabupaten/kota pada Minggu sebelumnya, menjadi 60 kabupaten/kota.
Pada zona oranye, juga terlihat menurun yaitu dari 380 kabupaten/kota pada pekan sebelumnya, menjadi 378 kabupaten/kota pekan ini.
Baca juga: Satgas Minta Pemda Tambah Fasilitas Isolasi Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19
Namun untuk daerah yang berada di zona kuning atau risiko rendah, jumlahnya sedikit meningkat dari 59 kabupaten/kota pekan sebelumnya, menjadi 64 kabupaten/kota.
Meski demikian, pada zona hijau tidak ada kasus baru jumlahnya meningkat dari 7 menjadi 8 kabupaten/kota.
Dan pada zona hijau tidak terdampak jumlahnya masih sama dengan pekan lalu, sebanyak 4 kabupaten/kota.
Wiku juga menghimbau semua pihak terkait, termasuk Pemda untuk melakukan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) secara masif.
Termasuk memperluas penegakan disiplin protokol kesehatan di sejumlah wilayah, sehingga risiko Covid-19 di daerah dapat dikendalikan.