Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Satu Keluarga di Salatiga Terinfeksi Covid-19, Memulihkan Kesehatan di Hari Natal

Samuel bersama seluruh anggota keluarganya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 18 Desember 2020 berdasarkan hasil polymerase chain reaction (PCR). 

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Satu Keluarga di Salatiga Terinfeksi Covid-19, Memulihkan Kesehatan di Hari Natal
Tribunnews.com/Lusius Genik
Samuel Ade Kurniawan (24) bersama keluarganya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Samuel Ade Kurniawan (24) bersama seluruh keluarganya memulihkan diri dari infeksi Virus Corona (Covid-19) di Hari Raya Natal.

Samuel bersama seluruh anggota keluarganya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 18 Desember 2020 berdasarkan hasil polymerase chain reaction (PCR). 

Keluarga Samuel terdiri atas lima orang yakni ayah-ibu.

Samuel sendiri sebagai anak pertama, adik laki-lakinya bernama Albert, dan adik perempuan bernama Yesa.

Mereka semua tinggal di Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Potensi sumber penularan virus di rumah Samuel berasal dari sang ayah yang lebih dulu dinyatakan positif Covid-19 pada 16 Desember berdasarkan hasil PCR di lingkungan kantornya.

Samuel mengungkapkan, ayahnya terinfeksi Covid-19 dari rekan kerjanya. 

Berita Rekomendasi

"Sumber penularannya sebenarnya dari rekan kerja papa di sekolah, ada lumayan banyak guru di sana yang dinyatakan positif setelah tes swab massal," ucap Samuel kepada Tribun Network saat berbincang melalui saluran telepon, Sabtu (26/12/2020).

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Jakarta Kembali Melonjak, Tembus di Atas Angka 2.000

Beberapa hari sebelum surat resmi hasil Swab PCR yang menyatakan positif Covid-19 muncul Samuel dan keluarga sudah bersiap secara mental dan fisik. 

Mereka menyadari besarnya kemungkinan terinfeksi karena gejala-gejala Covid-19 sudah dirasakan.

Seperti batuk-batuk, demam, meriang, bahkan sempat mengalami anosmia atau kehilangan indra penciuman.

"Kami sudah sakit, sudah merasakan gejalanya, jadi ketika dinyatakan positif setelah swab, kami tetap terus menjalankan isolasi mandiri," kata Samuel.

"Untuk gejala yang paling parah dirasakan ada di papa saya. Gejalanya ada batuk-batuk, demam, lemas dan pegal, meriang, sempat anosmia juga dan sesak nafas," sambung dia.

Natal kali ini jelas sangat berbeda bagi Samuel dan seluruh anggota keluarganya.

Alasannya tak lain karena mereka tidak bisa bepergian ke mana-mana ataupun mengunjungi sanak saudara. 

Mereka masih harus menjalani isolasi mandiri di rumah hingga kondisi kesehatannya kembali pulih 100 persen.

Aktivitas Samuel pada hari-hari selama isolasi mandiri di antaranya tetap bekerja seperti biasa. 

Pekerjaannya dilakukan dari jarak jauh atau remote, sehingga tidak perlu ke kantor.

Sedangkan adik-adik Samuel, di hari Natal selama isolasi mandiri biasanya menonton film dan bermain game.

Namun, lanjut Samuel, hal yang membuatnya lumayan sedih yaitu karena tidak bisa berkumpul bersama teman-teman dan saudara-saudara. Melihat teman-teman berkumpul merayakan Natal Samuel mengaku merasa agak sendiri. 

"Mungkin yang paling menyakitkan itu bisa dibilang karena tidak bisa berkumpul bersama keluarga dan teman-teman," katanya.

Namun disyukuri Samuel bahwa seluruh kerabat, teman-teman, dan tetangga memberikan dukungan yang luar biasa besar.

Hampir setiap hari Samuel dan keluarga menerima bantuan baik dari teman-teman, tetangga, dinas sosial dan rekan kerja.

Bantuan-bantuan tersebut berupa makanan, kebutuhan pokok, obat-obatan, vitamin, atau sekadar ucapan penyemangat.

Samuel menceritakan, kondisi keluarganya pada saat malam Natal dan di hari Natal bisa dikatakan telah membaik.

Tidak seperti awal-awal menjalani isolasi mandiri, di mana hampir setiap anggota keluarga tumbang dan harus beristirahat total.

"Perasaan kami kami merasa bersyukur bahwa di hari natal kemarin keadaan kami sudah membaik," sambung dia.

"Namun Natal dan menjelang tahun baru kali ini kami masih berusaha untuk kembali pulih 100 persen, melaksanakan isolasi mandiri dan berharap segera semua gejala yang ada akan cepat hilang," pungkas Samuel.

Tidak Menerima Diskriminasi dari Tetangga

Teknis isolasi mandiri di rumah Samuel berlangsung secara teratur.

Samuel dan adik perempuannya yang sudah dinyatakan negatif Covid-19 pada tes Swab PCR kedua menjalani isolasi di kamar pribadi Samuel. 

Adik laki-laki Samuel, Albert yang masih positif dalam dua Swab PCR, menjalani isolasi di satu kamar sendiri.

Ayah Samuel menjalani isolasi mandiri di ruang keluarga, sedangkan ibunya menjalani isolasi di ruang setrika.

"Respon tetangga sangat-sangat positif, mereka sama sekali tidak mendiskriminasi kami, justru sangat mendukung pemulihan kami dengan memberikan banyak bantuan baik kata-kata penyemangat dan makanan serta Snack," kata dia.

Penerapan protokol kesehatan di rumah Samuel selama isolasi mandiri di antaranya selalu memakai masker jika keluar dari area isolasi masing-masing. 

Alat-alat yang dipakai bersama seperti gagang pintu, tempat minum dan makan selalu disemprot menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol. 

Selain itu Samuel dan keluarganya selalu mengusahakan untuk tetap menjaga jarak satu sama lain. 

Mereka tidak pernah keluar rumah sama sekali.

Mereka hanya keluar rumah hanya jika diwajibkan untuk menjalani tes Swab PCR. 

"Sesekali kami juga berjemur teras rumah kami. Selain itu kami tidak pernah keluar rumah," pungkas Samuel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas