Cuaca Buruk, Penyelam Masih Berada di Atas Sekoci dan Terombang-ambing di Tengah Gelombang Tinggi
Penyelam kini masih menunggu di atas sekoci dan terombang-ambing di tengah gelombang tinggi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182 pada Rabu (13/1/2021) belum bisa dilanjutkan karena angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Kepulauan Seribu.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji mengatakan petugas tidak bisa melakukan penyelaman untuk sementara.
Akibatnya, penyelam kini masih menunggu di atas sekoci dan terombang-ambing di tengah gelombang tinggi.
Kondisi itu sudah terjadi sejak Rabu pagi dimana cuaca di sekitar lokasi tidak kondusif sehingga menghambat upaya pencarian tubuh korban maupun serpihan badan pesawat.
Baca juga: Ada Keanehan di Manifes Penumpang Sriwijaya Air SJ182, KTP Wanita Ini Dipakai Orang untuk Boarding
"Operasi khususnya yang difokuskan di bawah permukaan laut masih belum bisa dilaksanakan mengingat kondisi dan keamanan untuk faktor safety bagi penyelam," ujar Bambang.
Dengan kondisi cuaca yang belum mendukung, sehingga operasi SAR ditunda dulu menunggu sampai dengan cuaca baik dan bisa mendukung pelaksanaan operasi penyelaman.
"Saat ini mereka juga sudah berada di atas perahu karet masing-masing, menunggu cuaca kondusif," kata Bambang.
Sehingga ketika cuaca sudah kembali kondusif, mereka dapat langsung bergerak melakukan penyelaman dan tidak membuang-buang waktu.
"Apabila ada perkembangan sambil menunggu cuaca lebih baik mungkin tim juga sudah akan melaksanakan operasi pencarian pertolongan," ungkapnya.
Adapun BMKG mengeluarkan catatan dimana kecepatan angin di sekitar lokasi pencarian sudah mencapai 10-15 knot dengan gelombang tinggi maksimum hingga dua meter.
Koordinator Lapangan BMKG di Posko Utama JICT II Sugarin mengatakan Operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182 terkendala angin kencang yang terjadi mencapai 10-15 knot dan gelombang tinggi maksimum hingga dua meter.
"Artinya fluktuasi gelombang itu tergantung kecepatan angin. Kalau memang angin kencang baru gelombang itu akan tinggi," ujarnya di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sugarin menambahkan prediksi cuaca adanya angin kencang hingga gelombang tinggi tersebut mulai dari jam 01.00 dini hari sampai dengan malam hari berikutnya.
Baca juga: Ibu Penumpang Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh Siap Terima Kenyataan: Ingin Putri Saya Dikembalikan
"Jadi memang kondisi cuaca sejak pagi tadi, memang kondisinya angin kencang. Sehingga akan mengganggu kegiatan operasi SAR di lokasi kecelakaan pesawat," katanya.