BMKG: Gempa Majene Tergolong Gempa Dangkal dengan Magnitudo Besar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa di Majene, Sulawesi Barat tergolong gempa dangkal.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa di Majene, Sulawesi Barat tergolong gempa dangkal.
Pusat Gempa berada pada kedalaman 10 KM.
"Ini gempa dangkal yang tentunya karena magnitudonya besar, juga sangat dirasakan di permukaan.
Dengan memperhatikan lokasi episenter, dan kedalaman hiposenternya atau kedalaman pusat gempanya, kita kategorikan gempa dangkal," kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat, (15/1/2021).
Baca juga: Catatan Sejarah Gempa di Sulawesi Barat: Terjadi 1967,1969 dan 1984, Dua Kali Diterjang Tsunami
Baca juga: Prediksi BMKG, Gempa Susulan di Sulbar Masih Bisa Terjadi, Kalau Berpusat di Laut Berpotensi Tsunami
Menurut Dwi, gempa besar di Majene terjadi dua kali. Pada Kamis pukul 12.00 Wib waktu setempat, gempa terjadi dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
12 jam kemudian atau tepatnya Jumat dini hari pukul 01.28 waktu setempat gempa dengan kekuatan lebih besar kembali mengguncang Majene yakni 6,2 magnitudo.
"Episenternya sama, hampir sama pada jarak kurang lebih 6 km arah timur laut Majene, Sulawesi Barat," katanya.
Menurut Dwi guncangan gempa terjadi di sejumlah wilayah dengan kekuatan beragam.
Di Majene dan mamuju kekuatannya 4-6 MMI.
"Artinya guncangan dengan angka tersebut sangat dirasakan oleh banyak orang dan bahkan apabila ada cerobong ada bagian dari bangunan bisa roboh," katanya.
Selain itu gempa juga dirasakan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa dengan intensitas mencapai 3 sampai 4 MMI. Guncangan gempa hampir dirasakan semua penduduk.
"Getarannya terasa seperti adanya truk yang berlalu," pungkasnya.