Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir di Kalsel Dipicu Berkurangnya Hutan, Saatnya Evaluasi Izin Perkebunan Sawit dan Tambang

Banjir di Kalimantan Selatan disebut sebagai dampak berkurangnya hutan primer dan sekunder yang terjadi dalam rentang 10 tahun terakhir.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Banjir di Kalsel Dipicu Berkurangnya Hutan, Saatnya Evaluasi Izin Perkebunan Sawit dan Tambang
BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO
Warga Desa Kelampayan Ulu, Kecamatan Astambul, dievakuasi dari pemukiman mereka yang dilanda banjir untuk mencari tempat dataran tinggi, Minggu (17/1). Sejak tiga hari ini banjir diwilayah Kabupaten Banjar, Kalsel tidak kunjung surut justru bertambah naik dampak hujan yang sering turun membuat warga yang bertahan dirumah terpaksa harus diungsikan. (BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO) 

"Kami akan kaji secara komprehensif apa penyebabnya sehingga tidak terulang. Karena yang terdampak sangat luas hamper 2,6 juta hektare. Kita kaji dari sisi penggunaan lahan, aliran sungai, permukiman," ujar Roy Rizali Anwar kepada BBC News Indonesia.

Sejauh ini, pemprov terkendala dalam mengevakuasi dan menyelurkan bantuan kepada warga yang paling terdampak banjir yakni di Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Tanah Laut. Pasalnya dua jalan nasional terputus.

Karena itu pada Minggu (17/01), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan satu helikopter bantuan.

Sementara itu korban meninggal tercatat 16 orang dan ratusan ribu orang mengungsi.

Roy mengatakan pihaknya berusaha tetap menerapkan protokol Kesehatan di lokasi pengungsian mengingat kondisi pandemic Covid-19.

"Yang pasti karena masih pandemi kami libatkan satgas uuntuk memastikan protokol kesehatan di pengungsian berjalan."

Banjir Terparah

Warga Desa Kelampayan Ulu, Kecamatan Astambul, dievakuasi dari pemukiman mereka yang dilanda banjir untuk mencari tempat dataran tinggi, Minggu (17/1). Sejak tiga hari ini banjir diwilayah Kabupaten Banjar, Kalsel tidak kunjung surut justru bertambah naik dampak hujan yang sering turun membuat warga yang bertahan dirumah terpaksa harus diungsikan. (BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO)
Warga Desa Kelampayan Ulu, Kecamatan Astambul, dievakuasi dari pemukiman mereka yang dilanda banjir untuk mencari tempat dataran tinggi, Minggu (17/1). Sejak tiga hari ini banjir diwilayah Kabupaten Banjar, Kalsel tidak kunjung surut justru bertambah naik dampak hujan yang sering turun membuat warga yang bertahan dirumah terpaksa harus diungsikan. (BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO) (BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO)
Berita Rekomendasi

Kepala Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Muhamad Asfi, mengatakan seribuan orang telah diungsikan ke sejumlah rumah kerabat, masjid, dan stadion di Kecamatan Martapura Kota.

Mereka yang prioritas mengungsi yakni lansia dan anak-anak. Sementara beberapa pemuda masih berada di rumah untuk menjaga harta benda.

Asfi bercerita, sepanjang ia tinggal di Kalimantan Selatan bencana banjir tahun ini menjadi yang terparah. Kalau saban tahun banjir merendam persawahan warga, kini termasuk rumah dengan ketinggian hampir satu meter.

"Ini banjir terparah dalam hidup saya," kata Asfi kepada BBC News Indonesia. "Pada hari pertama banjir, kita angkut warga pakai truk. Tapi karena banjir semakin tinggi pakai perahu klotok."

Kata dia, Sungai Martapura yang dekat dengan desanya sudah bertahun-tahun tidak dikeruk sehingga tak sanggup menampung deras air hujan dari hulu.

"Karena sungai-sungai itu dangkal, jadi ke lautnya lambat."

Hingga kini, bantuan makanan dan pakaian sudah dibagikan kepada para pengungsi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas