Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir di Kalsel Dipicu Berkurangnya Hutan, Saatnya Evaluasi Izin Perkebunan Sawit dan Tambang

Banjir di Kalimantan Selatan disebut sebagai dampak berkurangnya hutan primer dan sekunder yang terjadi dalam rentang 10 tahun terakhir.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Banjir di Kalsel Dipicu Berkurangnya Hutan, Saatnya Evaluasi Izin Perkebunan Sawit dan Tambang
BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO
Warga Desa Kelampayan Ulu, Kecamatan Astambul, dievakuasi dari pemukiman mereka yang dilanda banjir untuk mencari tempat dataran tinggi, Minggu (17/1). Sejak tiga hari ini banjir diwilayah Kabupaten Banjar, Kalsel tidak kunjung surut justru bertambah naik dampak hujan yang sering turun membuat warga yang bertahan dirumah terpaksa harus diungsikan. (BANJARMASIN POST/AYA SUGIANTO) 

Tapi ia memperkirakan makanan berupa beras hanya bertahan dua hari sementara banjir akan surut dalam beberapa hari mendatang.

Karena itu ia berharap pemprov segera mendistribusikan bantuan tambahan. Termasuk pula, popok untuk anak-anak dan bayi.

"Bantuan agar diperbanyak. Karena banjir masih satu mingguan, soalnya banjir lama surut."

Tanpa Jarak di Pengungsian
Di lokasi pengungsian, lanjut Asfi, tak ada pembatas untuk menghindari penularan virus corona. Sebab tempatnya yang terlalu kecil untuk menampung banyak orang.

"Kami enggak ada jarak lagi. Selamat saja sudah mending, jaga-jaga jarak sudah enggak ada lagi," kata Asfi.

Berita diolah dari BBC News, Indonesia dengan judulu Banjir di Kalsel: Berkurangnya area hutan primer dan sekunder 'picu' banjir terbesar di provinsi itu

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas