Presiden Apresiasi Kerja Keras Tim SAR Gabungan di Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182
Basarnas telah mengumpulkan 324 kantong bagian tubuh korban, 63 kantong serpihan kecil pesawat, dan 55 bagian potongan besar pesawat.
Penulis: Yulis
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi kerja keras tim SAR gabungan dalam penanganan musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu.
Presiden menyatakan itu saat mengunjungi Posko Darurat Evakuasi Pesawat Sriwijaya SJ182 yang berada di Dermaga JICT, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (20/1/2021).
“Pertama-tama saya ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Kemenhub, Basarnas, TNI, Polri, KNKT dan seluruh unsur yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang telah bekerja keras sejak awal musibah sampai saat ini. Kita tahu telah ditemukan serpihan besar maupun kecil, kemudian kotak hitamnya (FDR) juga sudah dan sekarang kita menunggu CVR-nya,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada Jasa Raharja dan maskapai Sriwijaya Air yang telah menyerahkan santunan kepada beberapa ahli waris korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Presiden meminta agar dapat segera menyelesaikan pemberian santuan kepada seluruh korban.
“Saya juga sampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban semoga keluarga diberikan keikhlasan dan kesabaran,” ungkap Presiden Jokowi.
Presiden menegaskan, aspek keselamatan menjadi yang utama di sektor transportasi.
Dia meminta Kemenhub, KNKT, dan unsur terkait lainnya agar segera menindaklanjuti terkait pemeriksaan dan pengawasan terhadap pesawat-pesawat yang akan terbang demi keselamatan penumpang.
Menhub Budi Karya Sumadi dalam laporannya menyampaikan, kegiatan pencarian korban dan serpihan pesawat, serta kotak hitam dilakukan sejak pesawat Sriwijaya Air SJ182 dinyatakan hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB yang diperoleh berdasarkan informasi dari ATC Airnav Indonesia.
Pencarian yang dilakukan melibatkan Basarnas bersama TNI, Polri, Kemenhub, KNKT, dan unsur terkait lainnya.
“Kotak hitam FDR atau rekaman data penerbangan sudah ditemukan dan telah berhasil dibuka oleh KNKT," kata Menhub.
Diharapkan kotak hitam CVR dapat segera ditemukan untuk melengkapi investigasi guna mendapatkan informasi lebih jauh penyebab kecelakaan dan untuk mencegah kejadian yang sama terjadi lagi di kemudian hari.
Menhub mengatakan, KNKT telah mendirikan Posko di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu untuk memudahkan operasi pencarian kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR).
Sampai hari ke-12 pencarian, Basarnas telah mengumpulkan 324 kantong bagian tubuh korban, 63 kantong serpihan kecil pesawat, dan 55 bagian potongan besar pesawat.
Tim DVI RS Polri telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 40 identitas korban dan sebanyak 27 jenazah sudah diserahkan kepada keluarga korban.
Baca juga: Keluarga Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Terima Santunan, Ini Rinciannya
Jasa Raharja telah menyerahkan santunan kecelakaan sebesar 50 juta kepada ahli waris dari 36 orang korban, dan secara paralel, Sriwijaya Air juga telah menyiapkan asuransi sejumlah Rp. 1,25 Miliar kepada ahli waris.
Baca juga: DVI Koordinasi ke Maskapai-Basarnas Terkait Korban Sriwijaya Air SJ182 yang Tak Teridentifikasi
Asuransi diberikan setelah keluarga korban menjukkan surat penujukkan ahli waris yang dikeluaran oleh Pemerintah Daerah setempat.
Pada tinjauan Presiden ini, dilakukan juga penyerahan santunan kecelakaan Jasa Raharja dan santunan kematian dari pihak Sriwijaya Air kepada ahli waris korban yang diserahkanh Dirut Jasa Raharja Budi Rahardjo kepada almarhumah Rahmaniah Eka Nanda dan almarhumah Fatimah Azalina, dan Grislend Gloria Natalies yang diterima oleh ahli waris korban.
Untuk santunan kematian, diserahkan Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena kepada Almarhum Yohanes Suherdi yang diterima ahli waris korban.