Kementerian Perhubungan Uji Coba Alat Deteksi Covid-19 GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan
Budi Karya Sumadi melakukan uji coba penggunaan alat deteksi Covid-19 GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (24/1/2021).
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews - Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan uji coba penggunaan alat deteksi Covid-19 GeNose C19 di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (24/1/2021).
Alat tersebut nantinya akan digunakan untuk mendeteksi Covid-19 kepada para penumpang bus angkutan umum Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP).
Namun, tidak semua penumpang akan dites.
Tes Covid-19 akan dilakukan secara acak.
Baca juga: Mulai 5 Februari, Kemenhub Wajibkan Penumpang KA Tes Covid-19 Menggunakan GeNose
"Untuk GeNose kepada angkutan bus, mungkin kita belum memberikan mandatory. Oleh karena itu, kita akan cek secara random," jelas Menhub Budi Karya Sumadi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (24/1/2021).
Ia mendorong, alat buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut dapat digunakan di seluruh fasilitas-fasilitas transportasi umum seperti Terminal, Stasiun Kereta Api, Bandara, dan Pelabuhan.
Tentu saja tujuannya untuk membantu pemerintah dalam melakukan upaya 4 T (Tracking, Tracing, Testing dan Treatment).
Baca juga: Alat Deteksi Corona GeNose Buatan UGM akan Digunakan di Stasiun Kereta Mulai 5 Februari
"Karena itu, tanggal 5 Februari sudah ada kegiatan ini. Agar protokol kesehatan berjalan baik," kata Budi.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan memberlakukan tes covid-19 melalui alat GeNose di transportasi kereta api mulai 5 Februari 2021.
Baca juga: Uji Coba GeNose, Menko Luhut Dinyatakan Negatif Covid-19
Pemberlakuan ini bersifat mandatory.
Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, juga sudah mendorong penggunaan alat GeNose pada transportasi umum.
Sampai saat ini Kemenhub telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Universitas Gadjah Mada, dan Satgas Penanganan Covid-19.
Miliki Sensitivitas Hingga 92 Persen
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan alat deteksi cepat Covid-19, GeNose, memiliki sensitivitas mendekati 100 persen.
Akurasi dari GeNose, menurut Bambang, telah diuji sebelum mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
"Akurasinya menurut uji validasi yang dilakukan terakhir yang sudah disampaikan kepada Kemenkes sebelum mendapat izin edar, tingkat sensitivitas itu sekitar 92 persen, tingkat spesifiitas itu 95 persen," ucap Bambang dalam konferensi virtual, Kamis (7/1/2021).
Metode pengetesan melalui hembusan nafas yang dilakukan melalui GeNose, menurut Bambang, juga berbeda dengan alat Rapid Test lain.
Alat Rapid Test Antibodi menggunakan darah, sementara Rapid Test Antigen melalui swab.
Meski begitu, Bambang menegaskan bahwa GeNose bukan alat untuk mendiagnosa Covid-19. Alat untuk mendiagnosa, menurut Bambang, hanya alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
GeNose merupakan alat untuk tes cepat yang dapat digunakan untuk membantu pelacakan pihak yang terpapar Covid-19.
Baca juga: Menristek Harap GeNose Digunakan di Tempat yang Tingkat Keramaiannya Tinggi
"GeNose ini adalah alat screening bukan alat diagnosa. Diagnosa tetap dengan PCR test. Jadi intinya PCR test itu adalah untuk diagnosa, GeNose ini untuk screening," tutur Bambang.
Saat seseorang dinyatakan positif melalui GeNose, dirinya harus menjalani tes kedua dengan alat ini. Setelah dua kali positif, baru bisa menggunakan PCR untuk memastikan kondisinya.
"Nantinya kalau seseorang itu positif setelah dicek embusan nafasnya. Maka harus sekali lagi melakukan GeNose, dan kalau memang positif dua kali baru kemudian PCR test untuk memastikan apakah yang bersangkutan benar-benar positif," pungkas Bambang.
Seperti diketahui, GeNose merupakan perangkat yang mampu mendeteksi covid-19 menggunakan hembusan nafas. GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes.