Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapi Kritikan Mantan Kader, Demokrat: Dulu Dibutuhkan Malah Murtad, Sekarang Ngaku Paling Cinta

Demokrat mengaku heran dengan kritikan para mantan kader senior terhadap gaya kepemimpinan AHY.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
zoom-in Tanggapi Kritikan Mantan Kader, Demokrat: Dulu Dibutuhkan Malah Murtad, Sekarang Ngaku Paling Cinta
Partai Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Demokrat mengaku heran dengan kritikan para mantan kader senior terhadap gaya kepemimpinan AHY. 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi kritikan yang dilontarkan mantan Wasekjen Demokrat Muhammad Darmizal MS.

Adapun, Darmizal mengkritik gaya kepemimpinan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dinilai penuh intrik.

Menjawab kritikan tersebut, Herzaky mengatakan, Darmizal tak sepantasnya mengkritik AHY dengan beragam asumsi.

Baca juga: Sebut AHY Penuh Intrik dan Pencitraan, Pendiri Demokrat Khawatir Pemilu 2024 Jadi Ajang Terakhir

Sebab, saat dahulu Partai Demokrat membutuhkan kader senior untuk menggenjot perolehan suara, Darmizal justru memilih keluar dari partai.

"Pak Darmizal ini dulu murtad dari Partai Demokrat. Kami mendukung siapa di Pilpres 2019, tapi beliau malah memilih membentuk relawan Jokowi."

"Ada surat resmi pula beliau, mundur dari kepengurusan. Kalau di kami, kader murtad begini, sama saja sudah keluar dari partai juga," ungkap Herzaky kepada Tribunnews.com, Rabu (10/2/2021).

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra

Ia pun mengaku kecewa dengan keputusan Darmizal yang memilih mundur dari partai.

Berita Rekomendasi

Padahal, kala itu Demokrat tengah berjuang keras untuk mendapatkan suara dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu.

Untuk itu, Herzaky mempertanyakan kesetiaan Darmizal terhadap partai.

"Kita sedang berjuang keras di Pileg 2019, karena banyak survei memprediksi Demokrat hanya 3-4 persen."

Baca juga: Setujui KLB, Eks Wasekjen Demokrat: Justru Selamatkan Partai, Bukan Singkirkan Keluarga Cikeas

"Tapi dia malah sibuk membentuk relawan untuk urusan pilpres yang notabene bukan kader kami capresnya."

"Dan berbeda dari arahan Ketum kami waktu itu. Kader seperti apa, ya, kalau perilakunya begini?" ujarnya.


Sementara, Herzaky menuturkan, AHY lah yang berjuang untuk mendapatkan simpati masyarakat dalam Pileg 2019 lalu.

Terlebih, kala itu, AHY diamanahkan Partai untuk memimpin kampanye pemenangan Pileg 2019.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Partai Demokrat)

"Beliau (AHY) keliling-keliling ke seluruh pelosok nusantara. Bersinergi dan berkolaborasi dengan kader-kader di seluruh pelosok Indonesia."

"Benar-benar berkeringat, panas-panasan, hujan-hujanan, buat meningkatkan suara Partai Demokrat di 2019."

"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan perjuangan para kader yang dipimpin Mas AHY, Demokrat berhasil meraih 7,77 persen suara," ungkap Herzaky.

Untuk itu, ia mempertanyakan tujuan mantan kader hingga pejabat Istana yang melakukan upaya mendongkel kepemimpinan AHY.

Baca juga: Demokrat: Moeldoko Janjikan Para Kader Uang Senilai Rp 100 Juta untuk Muluskan Jalan Jadi Ketua Umum

"Itu sebenarnya mau memperbaiki Partai Demokrat, atau merebut Demokrat yang sedang bagus-bagusnya di mata publik?"

"Kalau memang merasa dulu hebat dan sangat berjasa dalam membangun Partai Demokrat 2004-2009, tanpa sadar dan lupa ada namanya faktor SBY Effect yang sangat besar di era itu, silahkan saja membentuk partai baru."

"Mengapa sibuk mau membajak Partai Demokrat yang sedang naik daun? Dulu pas dibutuhkan Partai, malah murtad. Sekarang, malah mengaku paling cinta dan ingin memperbaiki," pungkas Herzaky.

Gaya Kepemimpinan AHY Dikritik Mantan Kader

Sebelumnya diberitakan, salah satu senior dan pendiri Partai Demokrat, Muhammad Darmizal MS buka suara mengenai gejolak yang saat ini menimpa Demokrat.

Politisi Demokrat yang sudah keluar ini mengkritik gaya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat.

Menurutnya, AHY saat ini terkesan mengabaikan perjuangan para pendirinya.

"Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan."

"Tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan," kata Darmizal kepada awak media, Selasa (9/2/2021) kemarin.

Ia juga menilai gaya kepemimpinan AHY penuh intrik hingga kurang semangat berjuang dan kebersamaan.

Ia khawatir, jika gaya kepemimpinan tersebut diteruskan justru membuat Partai Demokrat dihukum oleh sistem demokrasi di Indonesia.

Mantan politikus Demokrat HM Darmizal.
Mantan politikus Demokrat HM Darmizal. (ist)

Terlebih, kekhawatirannya juga berdampak pada gelaran Pemilu 2024 mendatang, akan menjadi ajang terakhir yang diikuti Demokrat.

"Bayangkan saja, banyak kader bahkan pendiri yang kecewa dengan Partai Demokrat."

"Juga masyarakat umum yang dulu mengidolakan Partai Demokrat sebagai pilihan terbaiknya saat pesta demokrasi, utamanya pada pemilu tahun 2009," ujar Darmizal.

"Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti partai Demokrat," tambahnya.

Baca juga: Pascaisu Kudeta, Demokrat Perkuat Soliditas Internal dengan Cara Ini

Lebih lanjut, mantan Wasekjen Demokrat ini juga menilai, gaya play victim dan pencitraan juga terkesan dalam kepemimpinan AHY.

Gaya yang berlebihan itu justru membuatnya khawatir Partai Demokrat akan mulai ditinggalkan masyarakat.

Padahal, hal itu bukan nilai yang dibangun oleh para pendiri.

"Play victim dan pencitraan berlebihan adalah gaya pengurus baru yang lupa akan sejarah partai," tegasnya.

Sementara itu, Darmizal mengaku terkejut saat mengetahui isu Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang dilancarkan beberapa kader hingga menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Namun, ia justru mengungkapkan isu tersebut adalah pertanda baik.

Baca juga: Jokowi Tak Respon Surat AHY, Sekjen Demokrat: Masih ada Teka Teki yang Tersimpan

Menurutnya, KLB yang tengah menjadi polemik di tubuh Demokrat bukan tindakan ilegal.

Darmizal pun memahami, semangat kader yang meminta KLB semakin meluas karena keinginan menjadikan partai ini besar.

"Bagi saya ini sangat fenomenal dan mengejutkan. Ini pertanda baik, karena KLB bukanlah suatu kudeta kekuasaan partai politik atau pengambil alihan kekuasaan pimpinan partai secara ilegal."

"KLB merupakan suatu misi yang jelas dan tegas tertuang pada AD/ART partai sebagai mekanisme demokrasi yang dapat dilakukan oleh para tokoh atau kader untuk menyelamatkan partai," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (9/2/2021).

(Tribunnews.com/Maliana/Eko Sutriyanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas