Vaksinasi Kata Kunci Bangkitnya Ekonomi Pariwisata Indonesia
Sandiaga menjelaskan, permintaan terhadap Pariwisata memurun dimana jumlah wisatawan turun drastis sampai lebih dari 70 persen.
Editor: Hasanudin Aco
”Vaksin ini memang jadi game changer, kita akhirnya punya solusi meski masih berproses, itu yang harus didorong selain protokol kesehatan ketat,” ujarnya.
Sementara itu, Sis Apik Wijayanto selaku Direktur Hubungan Kelembagaan BNI memaparkan peranan BNI terhadap sektor Pariwisata saat pandemi.
Dia menjelaskan empat sektor yang dilakulan BNI, yakni pada sektor Pemberdayaan dan Pendampingan, peningkatan kemampuan SDM, Relaksasi dan Restrukturisasi kredit, serta pada sektor Pembiayaan.
Dalam pemberdayaan dan pendampingan, Apik menjelaskan BNI mendukung dalam bentuk sarana penunjang sektor pariwisata dengan pembiayaan CSR dalam pembangunan Homestay.
Adapun dalam bidang peningkatan kemampuan SDM pengelola meliputi softskill dan hardskill. Apik menjelaskan BNI membantu dengan program-program yakni membangun SDM Management pengelolaan Wisata; Pelatihan Packaging Produk; Pelatihan Pemasaran Produk.
Bantuan BNI yang ketiga adalah terkait Relaksasi dan Restrukturisasi kredit. BNI telah memberikan relaksasi berupa restrukturisasi kredit dan menyalurkan Subsidi bunga kepada 34.055 UMKM binaan BNI yang bergerak di bidang sektor pariwisata
Sedangkan pada sektor Pembiayaan, Apik mengatakan BNI telah melakukan penyaluran kredit kepada UMKM yang ada di daerah Wisata di seluruh Indonesia.
"Total pembiayaan BNI pada UMKM di Sektor Pariwisata hingga tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp.5.197 Miliar kepada 25.025 UMKM," ungkapnya.
Pada diskusi itu , Chairman Bali Tourism Board Gus Agung menjelaskan bahwa Bali adalah daerah paling terdampak pandemi Covid-19. Hal ini tak bisa dipungiri karena semua sektor di Bali tergantung pada pariwisata.
"Jadi dari 34 provinsi di Indonesia, Bali adalah yang paling tertekan. Sebab sebelum pandemi, Bali ini paling nyaman dengan pariwisata, maka sekarang paling tertekan. Beras, telor, dan kebutuhan pokok di Bali tergantung pariwisata," jelasnya.
Karena itu, Gus Agung sangat sepakat bahwa vaksinasi yang saat ini digenjot pemerintah menjadi kata kunci untuk menjawab permasalahan.
Bagi Gus Agung, tahun 2021 adalah tahun berbenah dan tahun bersih-bersih sebagai masa transisi. Sebab sepanjang 2020 adalah tahun kegelapan dimana Bali sangat terpuruk.
"Kuncinya sekali lagi adalah vaksinasi. Kita harap 2022 bersih, kita bisa transformasi benar-benar dengan digital dan inisiatif perubahan lainnya," jelas Gus Agung.
Gus Agung menegaskan bahwa Bali memerlukan 2 juta vaksin, sehingga 60 sampain 70 persen masyarakat Pulau Dewata bisa divaksin. Inilah satu-satunya langkah penyelamatan yang diperlukan di Bali.