Heboh Aisha Wedding Kampanyekan Pernikahan Anak sejak Usia 12 Tahun, Dinilai Bertentangan dengan UU
Heboh Aisha Wedding yang kampanyekan pernikahan anak sejak usia 12 tahun. WO tersebut bahkan juga menyarankan agar para wanita mau dipoligami.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Heboh Aisha Wedding yang kampanyekan pernikahan anak sejak usia 12 tahun.
Wedding organizer tersebut bahkan juga menyarankan agar para wanita mau dipoligami.
Kabid Pemantauan dan Kajian Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) yang juga seorang Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel ikut menanggapi hebohnya kabar tersebut.
Reza menuturkan, seruan tersebut tidak benar karena bertentangan dengan Undang-Undang Perkawinan.
Namun, ia khawatir karena dalam aturan tersebut ada peluang anak-anak menikah di bawah usia 19 tahun.
Baca juga: VIRAL Video Pria Jadi WO di Resepsi Pernikahan Sendiri, Pengunggah: Dia Sering Ilang-ilangan
Baca juga: Soal Aisha Weddings, MUI: Pernikahan Dini Menimbulkan Kerusakan
Baca juga: Resahkan Publik, Aisha Weddings Dilaporkan ke Polda Metro Jaya Terkait Promosi Nikah Usia Dini
"Situs AW (Aisha Weddings) menyebut usia 12-21 tahun. Untuk pernikahan usia 12 sampai sebelum 19 tahun, memang 'bertentangan' dengan UU Perkawinan."
"Tapi jangan salah lho. UU yang sama membuka ruang bagi terjadinya perkawinan di bawah 19 tahun," kata Reza kepada Tribunnews.com, Kamis (11/2/2021).
Menurutnya, ada syarat-syarat tertentu yang bisa dipenuhi jika remaja berusia 15 tahun ingin menikah.
Untuk itu, ia menilai penegak hukum harus mencermati dengan baik unsur pidana yang dikenakan untuk Aisha Weddings.
"Jadi, dalam gambaran ekstrim, pernikahan remaja 15 tahun adalah sah berdasarkan UU Perkawinan jika syaratnya terpenuhi."
"Dari poin ini saja tampaknya semakin goyah unsur pidana dalam AW," ungkap Reza.
Kendati demikian, ia mendukung adanya kampanye penolakan pernikahan anak.
Namun, yang ia sayangkan, minimnya kehadiran negara dalam memberi atensi untuk menekan seks di luar pernikahan.
"Sisi lain. Kampanye penolakan pernikahan anak adalah baik adanya. Tapi saya sejak lama mempersoalkan ketidakhadiran negara dengan bobot setara untuk menaruh atensi dan menekan seks (termasuk di kalangan anak-anak) di luar pernikahan."
"Yang terkesan kuat sekarang justru seks di luar pernikahan adalah silakan saja."
"Asalkan konsensual (mau sama mau), tidak menularkan penyakit, dan tidak mengakibatkan kehamilan yang tidak dikehendaki," jelas Reza.
Dari ketiga syarat itu, ia mengaku khawatir program kondomisasi, 'suami istri' tanpa ikatan pernikahan hingga propaganda perilaku seks sejenis justru semakin berkembang.
Padahal, Reza yakin, jumlah anak yang melakukan seks di luar nikah jauh lebih banyak daripada anak-anak yang menikah pada usia belia.
"Seks di luar nikah ini pula yang menjadi salah satu penyebab pernikahan anak-anak."
"Sehingga, tidak tepat memandang pernikahan anak-anak sebagai masalah yang terisolasi dari masalah-masalah lain," terang Reza.
"Selama fenomena seks di luar nikah tidak menerima perhatian negara, lalu terjadi kehamilan juga di luar nikah."
"Jangan harap kampanye mencegah pernikahan anak-anak akan mencapai sasarannya," tambahnya.
Baca juga: BKKBN Gandeng Kemenag, KUA Akan Jadi Penyuluh Pernikahan Atasi Stunting
Baca juga: Viral Kisah Pria Jambi Melamar Wanita Turki, Kapan Keduanya Menikah? Ini Kata Sang Adik
Heboh Aisha Weddings Kampanyekan Nikah Dini
Sebelumnya diberitakan, website wedding organizer yang mengkampanyekan pernikahan anak sejak usia 12 tahun ramai diperbincangkan di media sosial.
Wedding organizer bernama Aisha Weddings secara terang-terangan mengajak para muslim untuk menikah dini.
Bahkan, ia juga menyarankan agar calon mempelai yang masih anak-anak bisa melakukan pernikahan siri terlebih dahulu.
Dalam situsnya, Aisha Weddings mengharuskan wanita untuk menikah di rentang usia 12 - 21 tahun.
Menurutnya, menikah di usia dini merupakan kewajiban bagi semua wanita muslim.
"Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya.
Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12 - 21 tahun dan tidak lebih," tulis Aisha Weddings dalam situsnya.
Mereka meyakini perkawinan anak adalah solusi dari segala persoalan.
Bahkan, selain mengajak menikah dini, mereka menyarankan agar perempuan muslim mau dipoligami.
Mirisnya, mereka juga menyebut menyebut perempuan sebagai beban orang tua hingga disarankan untuk segera menikah.
Sebab, mereka menganggap tugas perempuan adalah melayani kebutuhan suaminya.
Sontak, website tersebut mendapat banyak kecaman dari publik.
Buntutnya, sejak Rabu (10/2/2021) kemarin, situs tersebut sudah tidak bisa diakses hingga lenyap.
(Tribunnews.com/Maliana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.