Ketua Banggar DPR Sebut Keberhasilan Vaksinasi Covid-19 Faktor Penentu Pemulihan Ekonomi
Said Abdullah menegaskan keberhasilan program vaksinasi menjadi game changer (pengubah permainan) baru bagi pemulihan ekonomi nasional.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Sanusi
Semua indikator jelasnya, baik dari sisi pengeluaran maupun dari lapangan usaha menunjukkan ke arah perbaikan.
"Dengan melihat perbaikan tersebut, saya optimis keberadaan vaksin akan semakin mempercepat pengendalian penyebaran Covid 19, sehingga akan semakin mempercepat akselerasi pemulihan ekonomi nasional," terangnya.
Selain program Vaksinasi, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tetap akan berlanjut pada tahun 2021.
Ini penting guna membantu masyarakat yang terpapar dampak Covid 19, perlu terus ditingkatkan.
"Kita akan terus mengawal agar program PEN 2021, agar jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan tahun 2020. Serapan anggaran untuk program yang kurang efektif, perlu dievaluasi ulang untuk memperkuat program perlindungan sosial dan pemulihan sektor UMKM," tuturnya.
Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat
Ketua DPP PDIP Bidang Perekonomian ini menjelaskan tantangan pemulihan ekonomi nasional tidak hanya berasal dari dalam negeri semata, tetapi faktor eksternal juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional.
Untuk itu, program vaksinasi ini harus sukses.
Sebab keberhasilan vaksinasi membangun kepercayaan dunia internasional terhadap kondisi perekonomian nasional, terutama masuknya investasi asing ke dalam negeri.
“Makin cepat pemulihan ekonomi sebuah negara, makin besar peluang negara tersebut mendapat limpahan investasi dan aliran modal masuk,” terangnya.
Beberapa negara menunjukkan keberhasilan penanganan Covid-19 dengan pemulihan ekonomi yang cepat.
Vietnam misalnya memiliki kasus Covid-19 paling sedikit di Asia Tenggara.
Pada triwulan IV 2020, Vietnam mampu tumbuh sekitar 4,5 persen. Tiongkok juga menunjukkan segera pulih, dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 sebesar 6,5 persen.
Tapi bagi negara-negara yang tingkat penyebaran Covid-19 masih tinggi, pertumbuhan ekonominya masih melambat.
Amerika Serikat pada triwulan IV 2020 masih terkontraksi -2,5 persen, begitu pula Uni Eropa yang mengalami gelombang kedua Covid-19, kontraksinya makin dalam sebesar -4,8 persen.