Survei Indikator: Hampir Seperlima Penduduk Indonesia Anggap Covid-19 Hoaks
Hasil survei menunjukkan hampir 21 persen responden menyatakan virus corona atau Covid-19 mungkin sekedar hoaks (bohong).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei nasional mengenai vaksinasi Covid-19, Minggu (21/2/2021).
Hasil survei menunjukkan hampir 21 persen responden menyatakan virus corona atau Covid-19 mungkin sekedar hoaks (bohong).
“Yang mengatakan Covid-19 mungkin sekedar hoaks itu 18,5 persen plus 2,7 persen setuju dengan pernyataan itu. Jadi hampir seperlima penduduk kita menganggap Covid-19 itu hoaks,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis secara virtual hasil survei Indikator: ‘Siapa Enggan Divaksin? Tantangan dan Problem Vaksinasi Covid-19,’ Minggu (21/2/2021).
“Ada 10,9 persen yang tidak bisa memberikan jawaban secara spontan apakah Covid itu sekedar hoaks atau tidak,” jelasnya.
Baca juga: Muncul Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih? Ini Kata Kemenkes
Dalam survei ini juga terungkap, hampir 43 persen lebih masyarakat beranggapan otoritas kesehatan itu melebih-lebihkan bahaya Covid-19.
“Otoritas kesehatan masyarakat melebih-lebihkan banyak Covid. Itu ada 36,7 persen plus 6,2 persen total 45 persenanan mereka menganggap otoritas kesehatan itu melebih-lebihkan bahaya Covid,” paparnya.
Selain itu ada 13,3 persen responden tidak bisa menjawabnya.
Kemudian ada 25,5 persen agak setuju dan 3,7 persen responden sangat setuju virus corona dibuat di sebuah laboratorium, meskipun hal itu sudah dibantah oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam penelitiannya di Wuhan, China.
Sebayak 19,2 persen (17,4 persen agak setuju dan 1,8 persen sangat setuju) masyarakat juga percaya obat malaria- Hydroxychloroquin adalah pengobatan yang efektif untuk Covid-19.
Bukan itu saja survei juga menunjukkan 52,1 persen (39,1 persen agak setuju dan 13,0 persen sangat setuju) pengobatan tradisional seperti jamu dan empon-empon dapat mencegah virus corona.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei ini pada 1 hingga 3 Februari 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling.
Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.
Sampel responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Dengan situasi pandemi Covid-19, Indikator Politik Indonesia melaksanakan survei dengan kontak telepon kepada responden.
Melalui temuan ini, menurut dia, terjadi mis-informasi di tengah masyarakat.
Untuk itu ini adalah kerja bersama semua pihak untuk memberikan informasi yang tepat seputar Covid-19.