BUMN Manufaktur Ini Kembangkan Teknologi Kincir Air Hemat Energi dari Bahan Lokal
Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi keseimbangan ekosistem
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Barata Indonesia (Persero) mengembangkan teknologi kincir air hemat energi dari bahan lokal.
Rencananya Kincir Air tersebut akan digunakan untuk mendukung program Budidaya Perikanan Nasional, terutama Budidaya Udang.
Inovasi ini merupakan buah inisiasi dan kolaborasi badan riset lintas instansi yakni Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Poltek KP Sidoarjo, dan juga tim Barata Indonesia.
Direktur Keuangan dan SDM Barata Indonesia, Rahman Sadikin mengatakan, langkah kerjasama tersebut merupakan respon terhadap tantangan bisnis ditengah pemulihan ekonomi nasional secara adaptif melalui pengembangan bisnis kincir air.
Baca juga: Kronologi Pemuda 20 Tahun di Sukabumi Tewas Tersambar Petir Usai Pulang Bermain Kincir Angin
"Kincir air yang ada dipasaran harganya relatif mahal dan biaya operasional dan perawatannya pun besar. Merespon hal ini Barata sebagai BUMN Manufaktur berkolaborasi membuat inovasi teknologi kincir air hemat energi dari 100 persen bahan lokal," ujar Rahman dalam keterangannya, Kamis (4/3/2021).
Lebih lanjut, Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak.
Kincir air memiliki fungsi sebagai penyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah.
Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air.
Baca juga: Joshua Suherman Lamar Kekasih, Tahun 2021 Clairine Clay Bakal Sibuk Cari Vendor Wedding
Berdasarkan program Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, rencananya kebutuhan kincir air hingga tahun 2024 yakni sebesar 1,5 juta unit. Hal ini dilakukan guna mendukung peningkatan budidaya udang lokal untuk ekspor hingga 250 persen.
Barata sebagai BUMN Manufaktur berkomitmen dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di semua proyek-proyek strategis nasional juga produk manufaktur yang dihasilkan.
“Inovasi Teknologi Kincir Air ini merupakan kontribusi nyata Barata dalam peningkatan ekspor udang yang kualitasnya tidak kalah dari impor,” tambah Rahman Sadikin.