Marzuki Minta AHY Matangkan Pengalaman Sebelum Berlaga Capres: Ini Bukan Negara Pacitan
Marzuki Alie menilai tidaklah bagus memaksakan orang yang minim pengalaman menjadi pemimpin nasional.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah memegang tampuk pimpinan Partai Demokrat sebagai Ketua Umum, nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga ramai dibicarakan untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Namun, mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie menilai tidaklah bagus memaksakan orang yang minim pengalaman menjadi pemimpin nasional.
"Saya tidak resistensi dengan mas AHY. Saya senang ada anak muda yang akan jadi pemimpin tapi diisi dulu (yang lebih matang seharusnya)," ujar Marzuki, ketika wawancara khusus dengan Tribunnews.com secara daring, Kamis (4/3/2021).
"Ini Negara Republik Indonesia, bukan negara Pacitan, bukan negara Jawa Timur, jangan dipaksakan orang yang masih belum pengalaman sama sekali untuk menjadi pemimpin nasional," tegasnya.
Menurutnya seseorang yang akan memimpin suatu negara haruslah memiliki kesiapan mumpuni dan matang dalam berbagai aspek.
Termasuk masalah siap tidaknya kejiwaan atau mental seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul.
Marzuki lantas menyindir AHY yang disebutnya tak bisa mengatasi masalah isu kudeta yang mendera Partai Demokrat saat ini. Buktinya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai harus turun tangan.
"Nggak mungkin orang yang emosionalnya masih tidak terlatih (jadi pemimpin). Ya contohnya begitu dihajar kanan kiri kan nggak punya kapasitas, akhirnya SBY turun tangan," kata dia.
Lantas, mantan ketua DPR RI itu meminta agar AHY diberi ruang yang membuatnya lebih punya pengalaman yang lebih besar.
Baca juga: KLB Partai Demokrat, Max Sopacua dan Marzuki Ali hingga Sejumlah Tokoh Disambut Tarian Perang Nias
Dia mengungkap jika saja AHY pada 2014 silam bisa ditunjuk menjadi menteri, maka bisa dipastikan saat ini yang bersangkutan lebih matang.
"Jika dua periode jadi menteri dia (bisa) matang sekali, pendidikannya bagus, dia pengalaman sebagai praktisi, dinilai orang kinerjanya sebagai menteri. Sekarang kan orang nggak bisa nilainya hanya dari tampilan saja, hanya narasi saja. Nggak bisa menilai ketua umum dari sisi kemampuannya, bahwa partai itu hasilnya begini nanti itu managemen partai," ujar Marzuki.
"Kalau dia ingin menjadi seorang pemimpin nasional, dia harus mematangkan dirinya. Mematangkan dirinya itu artinya dia harus punya ruang-ruang dimana dia menambah pengalaman di dalam prakteknya. Jadi tidak (tepat) orang yang tidak punya pengalaman jadi gubernur, tidak punya pengalaman jadi menteri, tiba-tiba jadi presiden," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.