Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Moeldoko Dinilai Telah Mencoreng Jokowi karena Jadi Ketum Demokrat, Harus Dipecat Secara Tak Hormat

Keterlibatan Moeldoko dalam kudeta Partai Demokrat dinilai telah mencoreng wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Moeldoko Dinilai Telah Mencoreng Jokowi karena Jadi Ketum Demokrat, Harus Dipecat Secara Tak Hormat
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketum Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Keterlibatan Moeldoko dalam kudeta Partai Demokrat dinilai telah mencoreng wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

AHY menyatakan dirinya masih dan tetap menghormati mantan panglima TNI tersebut.

"Saya tetap hormat, itulah tradisi keprajuritan yang kami junjung tinggi di militer."

"One a soldier, always a soldier," ujar AHY dalam konferensi pers bertajuk Menguak Kebenaran: Testimoni Peserta KLB Abal-abal, Senin (8/3/2021), dilansir Kompas.com.

"Tetapi kami bermohon, kebesaran hati, untuk bisa menyadari bahwa apa yang telah terjadi dan apa yang dilakukannya memang telah menyakiti ratusan ribu bahkan jutaan kader dan simpatisan Partai Demokrat," imbuh dia.

Meski begitu, AHY tak menampik rasa kecewanya terhadap aksi Moeldoko yang terlibat dalam kudeta Partai Demokrat.

Namun, AHY mengaku dirinya secara pribadi telah memaafkan Moeldoko.

"Terhadap KSP Moeldoko. Secara pribadi, saya tidak ada masalah dengan beliau."

Baca juga: Disebut Ikut Danai KLB, Wasekjen Demokrat Sindir Nazaruddin: Uangnya Masih Banyak, Darimana?

Baca juga: Testimoni Kader Demokrat yang Hadir di KLB Deliserdang ke AHY: Saya Diimingi Uang Rp 100 Juta 

Berita Rekomendasi

"Tapi jujur, yang membuat saya kecewa, karena suka atau tidak suka, beliau terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat," katanya, mengutip Kompas.com.

"Tapi sebagai manusia biasa, tentu kita semua ada kurang dan salah-salahnya."

"Untuk itu, apabila beliau menyadari kekeliruannya, saya pribadi tentu memaafkannya," tandasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Ardito Ramadhan/Nicholas Ryan Aditya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas