Satgas Covid-19: Keputusan Berlibur Saat Libur Panjang Tidak Bijak
Pada bulan-bula tanpa libur panjang, Wiku mengatakan bahwa angka kematian berkisar 50 sampai dengan 900 orang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa berlibur saat libur panjang di tengah pandemi Covid-19 merupakan tindakan yang tidak bijak.
Wiku mengatakan Indonesia saat masih menghadapi Pandemi Covid-19 dan berdasarkan pengalaman satu tahun ke belakang, libur panjang menyebabkan meningkatnya angka kematian.
"Saya sampaikan bahwa data menunjukkan bahwa keputusan kolektif untuk tetap berlibur panjang saat pandemi adalah keputusan yang tidak bijak, karena secara langsung berdampak pada jumlah orang yang meninggal," kata Wiku dalam Konferensi pers yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (12/3/2021).
Baca juga: Satgas Pantau 62.883 Suspek Covid-19 Per 12 Maret 2021
Pada bulan-bula tanpa libur panjang, Wiku mengatakan bahwa angka kematian berkisar 50 sampai dengan 900 orang.
Sementara pada bulan-bulan libur panjang, angka kematian mencapai 1000 sampai 2000 orang.
"Bayangkan dalam satu bulan kita bisa kehilangan lebih dari seribu nyawa hanya karena memilih untuk melakukan perjalanan dan berlibur," kata Wiku.
Wiku mencontohkan pada September 2020 lalu kasus Covid-19 mengalami peningkatan sebesar 46 persen atau 1.048 kematian yang dikontribusikan libur panjang tanggal 15 sampai dengan 17, dan 20 sampai 23 Agustus 2020.
Tidak hanya itu contoh lainnya yakni peningkatan tajam kematian juga terjadi pada Januari lalu akibat libur panjang natal dan tahun baru.
"Kenaikan yang terjadi sejak bulan November hingga Januari adalah sebesar 4.252 kematian, atau meningkat lebih 100 persen dari bulan Oktober," pungkasnya.