Sudah sejak 19 Tahun Lalu, Anton Medan Mempersiapkan Kuburannya Sendiri
Anton Medan sudah mempersiapkan kuburannya sendiri di Ponpes At-Taibin sejak 19 tahun yang lalu.
Editor: Pravitri Retno W
"Pembangunan sekitar dua tahun, baru mulai beroperasi pada 2004," terang Deni.
Sekolah yang di dalamnya juga ada pondok pesantren bagi mantan narapidana dan mualaf Tionghoa ini berdiri di atas lahan seluas 1,6 hektare.
Saat ini yayasan sudah tidak aktif lagi sejak beberapa tahun lalu.
Yang masih tersisa hanya pondok pesantren bagi eks narapidana serta mualaf Tionghoa yang ingin belajar ilmu agama.
Setiap bulan ada saja eks narapidana yang datang untuk mondok di sini.
Menjelang Ramadan para santri sudah banyak pulang ke kampung halaman masing-masing untuk ibadah puasa bersama keluarga.
"Emang enggak banyak, kalau bulan puasanya biasanya pada pulang," tukas dia.
Menurut Deni, santri mantan narapidana itu selain dibekali ilmu agama juga diajarkan berwirausaha selama berada di pondokan.
Seperti belajar mengelas, beternak hingga menjahit agar setelah mereka keluar sudah punya bekal keahlian untuk melanjutkan hidupnya dan tidak kembali terjerumus dalam dunia hitam.
"Mereka diajarin baca Alquran dan salat. Ada juga alumni yang sekarang sudah bisa buka pondok pesantren sendiri di kampungnya," kata lelaki yang juga guru di ponpes tersebut.
Ada yang mencolok dari arsitektur bangunan di pondok pesantren Anton.
Hampir semua artsitekturnya mendapat sentuhan khas Tiongkok.
Gaya khas bangunan Masjid Hok Tek Liong ini sengaja mengambil gaya bangunan Tiongkok sebagai ciri khas Anton yang memang keturunan Tionghoa.
Baca berita terkait Anton Medan Meninggal Dunia di sini.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Selasa Pagi Ini Anton Medan Dimakamkan di Ponpes At-Taibin Pondok Rajeg, Liang lahat Sudah Disiapkan