Airlangga Cari Formula Tepat Soal Pengajuan Stimulus Insan Film
Airlangga menerima mereka untuk membicarakan stimulus yang dapat menggerakkan kembali industri film.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) sekaligus Menkoperekonomian Airlangga Hartarto menerima sejumlah insan perfilman nasional, yang terdiri dari produser, sutradara, pekerja film, dan pengusaha bioskop.
Airlangga menerima mereka untuk membicarakan stimulus yang dapat menggerakkan kembali industri film.
Sejumlah nama hadir di antaranya Mira Lesmana, Joko Anwar, Angga Dwimas Sasongko, Dian Sastrowardoyo dan sejumlah insan film yang lain.
Airlangga Hartarto sendiri memahami keluhan insan film yang sangat terdampak pandemi Covid 19.
"Saya sendiri sudah ke bioskop, tapi hanya saya sendiri yang nonton tidak ada yang lain, padahal itu weekend," ujar Airlangga dalam keterangan yang diterima, Sabtu (20/3/2021).
Menurutnya, masyarakat sudah cukup banyak yang datang ke mal dan makan di restauran walaupun tidak penuh. Akan tetapi, mereka masih takut masuk bioskop.
Karena itu, Airlangga mengatakan perlu ada kampanye juga agar masyarakat punya keberanian ke bioskop dan merasa aman.
Baca juga: Jawab Surat Terbuka Insan Perfilman, Jokowi Sambut Baik Usulan Penyelamatan Industri Film Indonesia
"Lakukan berbagai prosedur dan sertifikasi kesehatan, kemudian tunjukkan pada masyarakat," tambahnya.
Dalam pernyataan bersama insan perfilman yang dikirimkan Mira Lesmana dijelaskan, jumlah pekerja industri film, animasi, dan video Indonesia sekitar 50 ribu orang di tahun 2019.
Adapun pekerja bioskop yakni rata-rata sebanyak 10 orang per layar sebelum pandemi dengan jumlah layar 2,217.
Di kala pandemi film yang dirilis di bioskop turun dari 129 ke 7 judul, dan bioskop dari 420 hanya beroperasi 190 selama pandemi. Dengan kondisi tersebut, Mira mengatakan otomatis banyak pekerja film yang kehilangan pekerjaan.
"Untuk itu, skema stimulus untuk industri perfilman Indonesia saat ini sedang dipersiapkan oleh pemerintah berkomunikasi dengan para pelaku industri film Indonesia," respons Airlangga.
Stimulus tersebut, Airlangga mengatakan, dirancang agar roda industri kembali berjalan, yaitu bioskop sebagai penyumbang 90 persen dan pemasukan sebuah film bisa beroperasi secara optimal, produser konfiden memutar filmnya di bioskop dan berproduksi lagi, sehingga para pekerja film di semua sub sektor kembali bisa mendapatkan penghasilan.
Berdasar proposal insan film, salah satu bentuk stimulus yang diusulkan adalah kampanye kembali nonton di bioskop, dan subsidi tiket bioskop dengan skema 1 tiket = 4 tiket untuk meminimalisasi kerugian bioskop dan membuat produser berani memasok kembali film.
Selain itu, disebutkan juga agar bioskop kembali dikunjungi dan film-film ditonton di sana, opsi promo tiket buy one get one terbuka kemungkinannya untuk dilaksanakan.
"Dengan cara itu, diharapkan bioskop kembali ramai dikunjungi, produksi film kembali bergairah, seluruh pekerja film bisa kembali bekerja dan berpenghasilan," kata Airlangga.
"Dampaknya diharapkan ekosistem film kembali berputar, termasuk bidang usaha yang bergantung pada film, termasuk terbukanya lapangan pekerjaan baru,"
Perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut yang diusulkan insan film kepada KPC-PEN sebesar Rp500 miliar.
"Kami berjanji akan mencari formulasi yang tepat, agar yang terbantu betul-betul pekerja film, (labour insentif), bukan hanya bioskop yang didominasi 4 jaringan bioskop besar," kata Airlangga.
Untuk mencari formulasi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, Airlangga mengatakan KPC-PEN akan melakukan diskusi intensif dengan kelompok kerja dari industri film.
Ketika dikonfirmasi lebih lanjut mengenai usulan stimulus yang diajukan lewat subsidi tiket bioskop, Mira Lesmana mengatakan belum ada keputusan final,.
"Masih digodok. Minggu depan kami ketemu lagi dengan tim dari Menkoperekonomian," tandas Mira.