Soal Usul Masa Jabat Presiden 3 Periode, Arief Poyuono Singgung MPR Era Amien Rais
Eks Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyinggung soal masa jabatan presiden dua periode.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyinggung soal masa jabatan presiden dua periode.
Dia menyebut aturan dua periode jabatan presiden yang ditetapkan dalam amendemen Undang-Undang Dasar 1945 saat era MPR Amien Rais mengacu pada sistem demokrasi Amerika Serikat.
Menurut Arief Poyuono, hal itu tidak bisa disamakan dengan kondisi perpolitikan di Indonesia.
"Padahal kalau di Amerika itu kan partainya cuma dua, di Indonesia ini kan bejibun, berkarung karung, orang bisa bikin partai kapanpun juga," katanya dalam Obrolan Virtual Tribun Network bertajuk 'Presiden 3 Periode', Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Arief Poyuono Jelaskan Latar Belakang Usul Masa Jabatan Presiden 3 Periode
Atas dasar itu, Arief Poyuono melihat bahwa amendemen yang dilakukan Amien Rais saat menjadi Ketua MPR tidak berpikir panjang.
Sebab, dari amendemen tersebut, kondisi politik dan perekonomian mengalami kemandekan.
"Sebenarnya Amien Rais cs pada waktu tahun 1999 melakukan amendemen UD 1945 terkait masa jabatan presiden, itu sebenarnya mereka gak pikir, artinya apa? dampaknya terhadap negara dan masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Wacana Presiden Tiga Periode, Pakar Hukum: Ada Oligarki Ingin Pelihara Kekuasaannya
Lebih lanjut, Arief mencontohkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terpilih dua periode.
Menurut Arief, kedua presiden tersebut sibuk membagi kekuasaan di masa pertama periode jabatannya.
Sehingga, fokus untuk mengurus negara terutama meningkatkan perekonomian menjadi terpecah.
Baca juga: Refly Harun: Pak Jokowi nggak Mikir Jabatan 3 Periode, Tapi Bagaimana Orang di Seputar Kekuasaan?
"Artinya ketika presiden terpilih misalnya Pak SBY dan Pak Jokowi akhirnya di tahun pertama gak kerja, mikirnya itu mikir dagang kerbau, bagi-bagi kekuasaan. Begitu juga Pak Jokowi, Pak SBY juga gitu," ucapnya.
"Di jilid dua juga seperti itu, akhirnya apa?di saat reformasi ini selama 23 tahun perekonomian Indonesia terjadi kemunduran, terjadi deindustrialisasi, itu fakta ya pascareformasi," kata Arief.