PROFIL Ahmad Yani, Petinggi KAMI yang Rumahnya Dilempari Bom, Dua Kali Gagal jadi Ketum PPP
Profil Ahmad Yani, petinggi KAMI yang rumahnya dilempari bom, sosoknya sempat gagal jadi ketum PPP hingga terseret kasus ujaran kebencian.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Sepak terjang Ahmad Yani di dunia politik mulai dikenal ketika menjadi anggota DPR RI Periode 2009-2014.
Kala itu, Yani menjadi anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI.
Sebelum terjun ke dunia politik, Yani aktif di bidang hukum dan tercatat sempat menjadi pengacara di beberapa LBH (Lembaga Bantuan Hukum).
Yani juga aktif sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Nasional dan Universitas Islam Atthariyah.
Oleh karena itu, Yani menduduki anggota Komisi III DPR RI yang membidangi hukum dan perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan.
Selama aktif sebagai anggota DPR RI, Yani dikenal sebagai salah satu anggota yang vokal dengan pendapatnya.
Hingga akhirnya, nama Yani kian melambung pada 2013, ketika dipercaya menjadi salah satu anggota Tim Pengawas Century.
Adapun, Timwas Century dibentuk sebagai salah satu rekomendasi Panitia Khusus Skandal Century untuk mengawasi kinerja KPK dalam memproses skandal pengucuran dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun.
Baca juga: Ahmad Yani: Subuh-subuh, Ada Dua Orang Tak Dikenal Bolak-balik di Depan Rumah
Baca juga: Begini Kesaksian Warga yang Temukan Benda Diduga Bom di Depan Rumah Ahmad Yani
Calonkan Diri sebagai Ketum PPP
Ahmad Yani sempat mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PPP dalam Muktamar VII PPP yang dilaksanakan 3-7 Juli 2011 di Bandung, Jawa Barat.
Bahkan, Yani yang saat itu masih menduduki jabatan di Komisi III DPR RI mengaku siap meninggalkan Senayan jika terpilih.
Namun, keinginan Yani untuk menjadi orang nomor satu di PPP gagal dan nama Suryadharma Ali kembali memimpin PPP dalam periode 2011-2015.
Saat PPP dilanda perpecahan, Yani kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum dalam Muktamar PPP VIII kubu Suryadharma Ali di Jakarta pada November 2014.
Sementara itu, penyelenggaraan serupa digelar oleh kubu M Romahurmuziy di Surabaya.