6 Korban Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Balongan Dirawat di RSPP
RSPP Jakarta Selatan merawat enam orang korban luka berat akibat kebakaran kilang minyak di Indramayu, Jawa Barat.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan merawat enam orang korban luka berat akibat kebakaran kilang minyak di Indramayu, Jawa Barat.
Mereka langsung dimasukkan ke ruang Unit Gawat Darurat RSPP karena mengalami luka bakar berat.
Demikian dikatakan Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations (SVP Corcom & IR) Agus Suprijanto.
"Ada enam orang yang warga yang mungkin berada di dekat lokasi (kebakaran) ini sudah dibawa ke Rumah Sakit Pertamina Pusat (RS PP). Kondisinya saat ini sedang dievaluasi oleh tim dokter," kata Agus saat dikonfirmasi, Senin (29/3/2021).
Baca juga: Kilang Pertamina Balongan Indramayu Alami Kebakaran Besar, Berikut Profil Lengkapnya
Agus menambahkan, setelah para korban selesai dievaluasi, tim dokter selanjutnya akan melakukan tindakan penanganan.
"Nanti hasilnya dievaluasi, sehingga dicari penanganan media yang cepat dan tepat sehingga bisa sehat kembali," katanya.
Meskipun demikian, Agus enggan menyebutkan nama enam korban tersebut, dia berjanji akan memberikan layanan terbaik pada para korban.
Baca juga: Mengenal Kilang Balongan yang Terbakar, Apa Fungsi dan Pengaruhnya terhadap Distribusi BBM Nasional?
"Pihak keluarga juga kami sediakan tempat tinggal di sini. Pertamina akan memberikan layanan terbaik," ujar Agus.
Sebelumnya, kebakaran hebat melanda salah satu Kilang Minyak milik PT Pertamina (Persero) di Indramayu, Jawa Barat.
Baca juga: Kilang Pertamina di Balongan Terbakar, 400 Ribu Barel Minyak Ludes, Harus Impor BBM?
Kilang Minyak Balongan milik pertamina diketahui terbakar pada Senin, (29/3/2021) dini hari.
Upaya petugas pemadam kebakaran setempat dan penanganan pada tangki T-301G Kilang minyak Balongan Pertamina terus dilakukan.
Hingga saat ini penyebab terbakarnya objek vital nasional itu belum diketahui pasti.