Sunenti Gemetar Ketakutan Saat Kilang Balongan Meledak: Kaki Saya Terasa Tidak Bisa Jalan
Saat kejadian, warga Desa Sukaurip blok Wisma Jati itu sedang berusaha mencari ayahnya yang telah dievakuasi ke Jalan Raya Balongan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Seorang diri, Sunenti berlari meninggalkan Desa Sukaurip blok Wisma Jati yang hanya berjarak 500 meter dari Kilang Minyak Balongan Pertamina.
Saat api hasil ledakan kilang minyak terus menyembur dari tangki, barulah Sunenti menyadari bahwa dia adalah satu-satunya orang yang masih berada di Desa Sukaurip blok Wisma Jati.
Anggota TNI-Polri yang sebelumnya menjaga Wisma Jati dari amukan warga Desa Sukaurip, semuanya telah lari meninggalkan lokasi ledakan.
"Saya lari tanpa satupun (orang) yang membantu saya ataupun yang nyangking (gendong) saya. Kabur semuanya (TNI) dari situ (depan Wisma Jati). Ternyata orang di belakang saya itu sudah berlarian, cuma saya sendiri," ujar Sunenti.
Ada Demo Warga yang Dipicu Bau Limbah Gas
Sunenti menceritakan, jauh sebelum ledakan terjadi, warga Desa Sukaurip menggelar unjuk rasa di depan kantor Wisma Jati milik Pertamina.
Warga malam itu geram lantaran pemukimannya diselimuti bau limbah gas yang diduga kuat berasal dari salah satu tangki kilang minyak milik Pertamina.
"Benar, itu dari jam 11 malam. Bau gas makin terasa. Cuma tidak terlalu tajam, setelah jam 11 lebih itu baru tajam banget baunya. Karena saya jualan di sini, persis di depan Wisma Jati ini," tutur Sunenti.
"Penyebab demo itu bau minyak, tajam banget baunya sampai ke kamar," imbuh dia.
Sunenti sebenarnya sudah merasakan bau limbah gas sejak Minggu (28/3/2021) sore pukul 16.00 WIB, jauh sebelum warga Desa Sukaurip lainnya merasakan.
Wanita yang sehari-hari menjajakan berbagai macam makanan dan minuman itu mulanya tak menyadari bahwa bau gas tersebut berasal dari salah satu tangki kilang minyak Pertamina.
"Bau gas tercium sejak jam 4 sore. Waktu itu saya biasa saja karena sudah sering nyium bau gas. Tapi malam itu bau gas 'menyedak' ternyata saya keluar lagi itu gas di luar (dari Kilang Balongan)," tutur Sunenti.
Sunenti awalnya tidak meresahkan bau limbah gas yang dia rasakan.
Namun, sekira pukul 23.00 WIB, sebagian besar warga mengalami sesak nafas dan harus diungsikan.