Saat Mata Ketum Forkoma PMKRI Berkaca-kaca di Hadapan KH Said Aqil Siradj: Kami Tidak Sendiri
Ketua Umum Forkoma PMKRI Hermawi Fransiskus Taslim menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kramat Raya
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Forkoma PMKRI Hermawi Fransiskus Taslim menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kramat Raya, Jakarta Pusat, pada Rabu (14/4/2021).
Dalam kunjungannya itu, Hermawi Taslim bersama Ketua Umum Ikatan Alumni PMII yang juga tokoh NU Effendi Choiri diterima langsung oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj.
Taslim menyampaikan, apresiasi yang tinggi dari segenap umat Katolik Indonesia atas empaty yang ditunjukan oleh KH Aqil Siradj dengan mengunjungi para korban bom bunuh diri di gereja katedral Makkasar pada 11 April, lalu.
Saat itu, KH Aqil Sirajd juga memberi bantuan kepada para korban yang langsung diterima oleh Uskup Agung Makkasar Mgr. John Liku Ada.
Baca juga: PBNU Minta Pendakwah Diminta Sampaikan Ceramah tentang Esensi Islam dan Hindari Bernada Provokasi
Dengan mata berkaca-kaca, Taslim mengatakan bahwa kedatangan Ketua PBNU tersebut sungguh menguatkan dan menyemangati umat Katolik untuk terus membangun kebersamaan dengan seluruh masyarakat bangsa Indonesia.
"Kehadiran Kiai di Katedral sungguh membukikan bahwa kami tidak sendirian. Kami punya saudara, punya sahabat sejati yang selalu ikut merasakan suasana batin kami," kata Taslim dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: PBNU Putuskan 1 Ramadan Jatuh pada Selasa 13 April 2021
Selain itu, Taslim juga mengatakan, kepada anak-anak muda Katolik, pihaknya selalu menanamkan ajaran Uskup Agung Mgr. Sugiyapranoto, SJ yamg menekankan kemutlakan untuk senantiasa menjadi Indonesia 100 persen dan Katolik 100 persen.
Pada kesempatan itu, Kiai Aqil berpesan agar Taslim terus mendorong kerja sama khususnya diantara organisasi sejenis seperti Forkoma PMKRI dan Ika PMII, antara WKRI dengan Muslimat NU dan diantara para pemuda/i Katolik dengan IPPNU.
"Membangun ke-Indonesiaan yang paripurna menuntut dialog dan kerjasama yang terus menerus, agar terbangun kesepahaman yang mendalam sehingga melahirkan semangat saling pengertian diantara sesama anak bangsa," jelas Kiai Aqil.