Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dirikan Nusantara Fondation di New York, Syamsi Ali Ingin Ubah Pandangan Orang Amerika Tentang Islam

Syamsi Ali mengungkapkan, penggunaan nama Nusantara dalam Nusantara Fondation bertujuan untuk mengubah stereotip buruk warga Amerika tentang Islam.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Dirikan Nusantara Fondation di New York, Syamsi Ali Ingin Ubah Pandangan Orang Amerika Tentang Islam
screenshot
Imam Masjid Islamic Center of New York Muhammad Syamsi Ali saat melakukan wawancara khusus dengan Tribun Network, Rabu (21/4/2021) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Syamsi Ali, setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Imam Masjid Islamic Center of New York pada 2014, bergegas mendirikan Nusantara Fondation yang berpusat di Kota New York, Amerika Serikat.

Nusantara Fondation didirikan oleh orang dari beragam latar belakang. 

Ada orang Kolombia-Amerika, Pakistan-Amerika, Arab-Amerika, dan juga Indonesia-Amerika.

"Tapi saya kemudian memaksa memakai kata Nusantara karena ini memang ide saya," tutur Syamsi Ali saat berbincang dengan Tribun Network, Rabu (21/4/2021).

Syamsi Ali mengungkapkan, penggunaan nama Nusantara dalam Nusantara Fondation bertujuan untuk mengubah stereotip buruk warga Amerika tentang Islam.

Melalui Nusantara Fondation, Syamsi Ali ingin memperkenalkan Islam Indonesia yang rahmatan lil'alamin kepada warga Amerika.

"Jika Anda ingin melihat Islam yang antitesis, yang paradoks, yang bertolakbelakang dengan persepsi Anda tentang Islam, yang Anda sebut terbelakang, yang tidak berpendidikan, yang kasar, suka berkelahi, berperang, tidak menghargai wanita, maka pandanglah ke Indonesia," jelas Syamsi Ali.

Baca juga: Imam Syamsi Ali: Islam Datang tidak Mengajarkan untuk Mati, tapi Bagaimana Hidup dengan Baik

Berita Rekomendasi

"Kita sebagai negara muslim terbesar, sekaligus juga demokrasi terbesar ketiga dunia," sambung dia.

Dalam berbagai kesempatan, Syamsi Ali juga selalu mengutarakan bahwa Islam Indonesia sangat menjunjung tinggi kesetaraan antara pria dan wanita.

"Kita sebagai negara muslim terbesar, tapi wanita sangat dihormati. Bahkan setiap partai politik diharuskan memiliki kandidat 30 persen misalnya," ujar Syamsi.

Syamsi juga mengungkapkan kepada warga Amerika, sebagai negara muslim terbesar, Indonesia selalu menghargai agama-agama dan budaya-budaya yang ada.

Dia mencontohkan peran Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang memberikan libur nasional di hari besar umat Konghucu Indonesia.

"Begitu Gus Dur jadi presiden, Konghucu dapat holiday (hari libur nasional). Kami memperjuangkan tujuh (7) tahun. Di Kota New York ini untuk mendapatkan hak libur Idul Fitri itu 7 tahun baru berhasil," jelas Syamsi.

"Indonesia demikian rukunnya, toleransinya sangat tinggi. Indonesia atau negara muslim terbesar, bisa mengawinkan antara agama dan kebangsaan," sambung dia.

Syamsi Ali juga selalu mengungkapkan, di Indonesia, seseorang tidak perlu menjauhi agamanya untuk menjadi nasionalis, begitu juga sebaliknya.

"Untuk diangkat sebagai saya Indonesia, saya Pancasila, tidak perlu menjauhi agama. Tidak perlu begitu, bisa dikawinkan kok. Itulah kehebatan Indonesia," katanya.

Atas dasar itu, Syamsi Ali ingin memperkenalkan Islam Indonesia kepada warga Amerika

Utamanya agar berbagai stereotip buruk tentang Islam di Amerika bisa diubah.

"Ini menyadarkan kepada dunia barat dan Amerika, bahwa jangan lagi selalu mempersepsikan Islam sebagai agamanya orang Arab saja. Itu adalah stigma yang sudah lama terjadi di dunia barat," ujar dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas