Gelombang Curi Start Mudik Perlu Diwaspadai
Rahmad mengingatkan pandemi setiap saat bisa meledak jika masyarakat lengah dan abai terhadap ketentuan pemerintah
Editor: Eko Sutriyanto
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia Kurnia Lesani Adnan memprediksi gelombang pemudik yang mencuri start bisa terjadi setelah tanggal 20 April 2021.
Menurut pria yang akrab disapa Sani tersebut, dari reservasi di sistem banyak pemudik yang ingin melakukan perjalanan dengan bus.
"Kita lihat minggu depan seperti apa. Apakah seberapa besar naiknya, baru kita bisa membaca itu boleh dianggap mudik yang lebih awal. Karena anak sekolah kan udah mulai libur, kemarin tes, udah terima rapor.
Jadi kalau sebelum puasa kemarin saya tidak setuju dianggap mudik lebih awal. Tapi setelah seminggu puasa ini kita lihat peningkatannya seperti apa," ujar Sani.
Sementara untuk transportasi kereta api hingga kemarin belum ada lonjakan penumpang yang mencuri start mudik.
Baca juga: Jokowi: Kalau Mudik Tidak Dilarang, Covid-19 Diprediksi Tembus 140.000 Kasus per Hari
Kepala Humas Daerah Operasi I PT Kereta Api Indonesia(KAI) (Persero), Eva Chairunisa mengatakan keberangkatan penumpang di wilayahnya pada akhir pekan(Jumat, Sabtu dan Minggu) tidak ada lonjakan dari segi jumlah.
Jumlah kereta api yang beroperasi juga tetap sama seperti pada akhir pekan normal masa pandemi dan tetap dengan pembatasan okupansi maksimal 70 persen dari ketersediaan tempat duduk keseluruhan pada setiap rangkaian.
"Keberangkatan penumpang di wilayah Daop 1 Jakarta pada akhir pekan ini terpantau normal atau tidak terdapat lonjakan," kata Eva.
Eva menjelaskan pada Minggu 18 April 2021 terdapat 13 kereta api yang beroperasi dari Stasiun Pasar Senen dengan total penumpang sekitar 2.002 atau okupansi sekitar 27 persen dari total ketersediaan tempat duduk.
Sementara untuk keberangkatan dari Stasiun Gambir terdapat 15 kereta api yang beroperasi dengan total penumpang sekitar 1.689. "Jumlah KA yang berangkat pada akhir pekan ini tidak mengalami penambahan dari akhir pekan sebelumnya di masa pandemi," ujar Eva.
Kata Eva, sebelum pandemi pada akhir pekan biasa secara total terdapat hingga 71 perjalanan kereta api per hari. Sejak awal pandemi jumlah perjalanan kereta api dari area Daop 1 Jakarta mengalami penyesuaian lebih dari 50 persen.
Selama masa pandemi lanjut Eva, seluruh operasional perjalanan kereta api yang masih berlangsung diatur sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah melalui Satgas Covid 19 dan Kementerian Perhubungan.
Untuk menjaga jarak fisik antar penumpang setiap kereta api yang beroperasi kapasitas tempat duduk pada setiap rangkaian dibatasi maksimal hanya 70 persen.
Sejumlah persyaratan juga diterapkan untuk memastikan seluruh penumpang berangkat dalam kondisi baik. Seluruh calon penumpang yang akan berangkat wajib memiliki berkas pemeriksaan Covid 19 dengan hasil negatif melalui PCR Test, GeNose Test atau Rapid Antigen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.