Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Kartini: Ini Sejarah, Lirik Lagu Ibu Kita Kartini dan Kutipan Kata-Kata Bijak RA Kartini

Selamat Hari Kartini 2021. Simak sejarah hari Kartini, kutipan bijak darinya dan lirik lagu Ibu Kita Kartini di artikel ini.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Gigih
zoom-in Hari Kartini: Ini Sejarah, Lirik Lagu Ibu Kita Kartini dan Kutipan Kata-Kata Bijak RA Kartini
Ist
Selamat Hari Kartini 2021. Simak sejarah hari Kartini, kutipan bijak darinya dan lirik lagu Ibu Kita Kartini di artikel ini. 

Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi yang saat itu berada pada status sosial yang amat rendah.

Pada 12 November 1903, Kartini disuruh oleh orang tuanya untuk menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang Bupati Rembang yang telah memiliki tiga istri.

Dalam pernikahannya, Kartini hanya memiliki seorang anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini mengembuskan napas terakhirnya pada usia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihan RA Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912 dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah lainnya.

Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Kartini.

Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh politik Etis.

BERITA REKOMENDASI

Adapun Hari Kartini ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui instruksi berupa Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, pada 2 Mei 1964, yang berisi penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini, 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini sampai sekarang.

Baca juga: Hari Kartini Diperingati Setiap 21 April, Inilah Sejarah Singkat Kisah Hidup R.A Kartini

Kutipan-Kutipan Bijak RA Kartini

Dikutip dari Tribunnews.com, berikut adalah kumpulan kutip kata-kata bijak RA Kartini:

1. Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.

2. Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya

3. Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang lalu bahkan juga sampai saat ini adalah hidup selaras bersama laki-laki.

4. Rampaslah semua harta benda saya, asalkan jangan pena saya.

5. Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi harus sama-sama dimajukan.

6. Adalah suatu pertolongan dan bantuan besar sekali bagi orang laki-laki jika perempuan berbudi tinggi dan terpelajar.

7. Simpati itu bagi kami merupakan kepuasan, kekuatan, bantuan, kegembiraan, dan hiburan.

8. Dan terhadap pendidikan itu janganlah hanya akal yang dipertajam, tetapi budi pun harus dipertinggi.

9. Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang antara raga yang tangguh, namun hati senantiasa patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa setiap tempat ada empu yang dikodratkan dan dipantaskan.

10. Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama bekerja mengubah keadaan yang tak terderita ini.

11. Dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu.

12. Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan saya akan menunjukkan, bahwa saya manusia. Manusia seperti laki-laki.

13. Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya. Harus ada juga kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat berhubungan dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, juga hati harus dibimbing, kalau tidak demikian peradaban tinggal permukaannya saja.

14. Ikhtiar! Berjuanglah membebaskan diri. Jika engkau sudah bebas karena ikhtiarmu itu, barulah dapat engkau tolong orang lain.

15. Jika kita tidak mencari pengetahuan, maka hidup kita tidak akan bahagia dan kehidupan kita akan semakin mundur.

16. Karena bila taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi.

17. Habis gelap terbitlah terang.

18. Jangan kau katakan saya tidak dapat, tetapi katakan saya mau.

19. Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim dengan paham yang keliru tentang benar dan salah, tentang baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tetapi bekerjalah untuk sesuatu yang kekal.

20. Percayalah akan masa depan.

21. Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan lelah untuk berusaha gigih membela semua yang baik.

22. Kami yakin, apabila seseorang berani memulai, banyak yang akan mengikuti.

23. Kita harus hidup bersama-sama dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kita ialah membuat hidup lebih indah.

24. Kita berharap untuk dicintai--bukan ditakuti.

25. Tiada hal yang lebih indah selain dapat menerbitkan senyum di wajah mereka yang kita cinta.

26. Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti.

27. Betapa ganjil telah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak mau dipaksa, tidak mau diikat dimana pun juga. Datang tanpa diundang, tidak disangka-sangka. Dan dengan sepatah kata saja, tetapi sepatah kata yang menjenguk jauh ke dalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang sampai sekarang belum mengenal dengan ikatan-ikatan erat!

28. Maksud Tuhan terhadap kita adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kita sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kita manusia sendiri umumnya membuatnya jadi kesengsaraan dan penderitaan.

29. Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.

30 Harta paling suci di dunia ialah hati laki-laki yang luhur.

31. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.

32. Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.

33. Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.

34. Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu."

35. Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang."

Berita Terkait Hari Kartini

(Tribunnews.com/Widya/Citra Agusta Putri Anastasia) (TribunJogja.com/Bunga Kartika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas