Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pra Kongres IV PA-GMNI, Menjawab Tantangan Budaya Butuh Kepribadian Bangsa yang Kokoh

Antisipasi terhadap tantangan di bidang budaya ini mesti dilakukan karena bila terlambat risikonya adalah kehancuran.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pra Kongres IV PA-GMNI, Menjawab Tantangan Budaya Butuh Kepribadian Bangsa yang Kokoh
Ist
Webinar seri kedua sebagai rangkaian kegiatan Pra Kongres IV PA GMNI yang akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada 19-21 Juni 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) kembali akan menggelar webinar bertema "Tantangan dan Strategi Kebudayaan dalam Memperkokoh Kepribadian Bangsa" pada Kamis (22/4/2021) pukul 15.15-17.45 WIB.

Ketua Panitia Nasional Kongres IV PA GMNI Karyono Wibowo, mengatakan webinar ihwal kebudayaan ini merupakan webinar seri kedua dan merupakan rangkaian kegiatan Pra Kongres IV PA GMNI yang akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada 19-21 Juni 2021 dengan tema “Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman.”

"Topik diskusi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas kondisi kehidupan bangsa saat ini. Yakni memudarnya kepribadian bangsa yang secara perlahan telah menggerus kebudayaan nasional," kata Karyono, Rabu (21/4/2021).

Sementara itu, Bambang Barata Aji selaku Koordinator Pokja Sosial Budaya dalam kepanitiaan Kongres IV PA GMNI mengatakan, lunturnya budaya nusantara ini menimbulkan hambatan dalam upaya menegakkan nasionalisme dalam menjawab tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Jokowi Sampaikan Selamat Dies Natalis Ke-67 GMNI: Tetap Berdiri di Depan Melawan Gerakan Radikalisme

Karenanya, tantangan yang bersifat eksternal maupun internal itu menjadi penting untuk disikapi.

Antisipasi terhadap tantangan di bidang budaya ini mesti dilakukan karena bila terlambat risikonya adalah kehancuran.

Aji menyebutkan, dalam perspektif Bapak Bangsa Bung Karno, tantangan dianalogikan sebagai gemblengan atau tempaan.

BERITA REKOMENDASI

Bangsa Indonesia dalam perspektif Bung Karno adalah bangsa gemblengan, adalah bangsa bermental banteng yang harus siap hancur lebur bangkit kembali dalam menghadapi tantangan yang ada.

Tantangan nasionalisme Indonesia dalam bidang kebudayaan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu terkait dengan perjuangan mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945.

Akar budaya yang menjadi identitas bangsa yang telah tumbuh ribuan tahun perlu dirawat dan ditumbuhkembangkan di tengah gempuran budaya luar.

“Prinsip Tri Sakti Bung Karno (kepribadian dalam kebudayaan), perlu dikedepankan dalam kehidupan bernegara,” ujar Bambang Barata Aji.

Menurut dia, hal tersebut penting karena ukuran budaya adalah juga etika selain estetika.

Lebih jauh, dia menjelaskan bahwa pandangan kebudayaan Indonesia mengandung unsur keterbukaan.

Nasionalisme budaya Indonesia bukan nasionalisme sempit, tetapi nasionalisme yang berpikir terbuka dan berpandangan dunia namun kuat dalam kepribadian nasionalnya.

Bung Karno pernah menyampaikan “Kami nasionalis, kami cinta kepada bangsa kami dan kepada semua bangsa”.

Dalam konteks ini menjadi penting memikirkan kembali nasionalisme kebudayaan nasional, juga bagaimana bentuk baru perjuangan kebudayaan nasional (shape and reshaping-think and rethinking).

"Momen ini dapat memetakan tantangan kebudayaan Indonesia. Baik berupa tantangan: ideologis (efek dasar yang menghancurkan), strategis (efek menengah dan panjang yang mengganggu kepentingan nasional) dan tantangan taktis (kontemporer) yang sifatnya masih bisa dimanfaatkan namun tetap kritis seperti ekses perkembangan teknologi informasi, era disrupsi, budaya pop, dan sebagainya," pungkas Aji.

Adapun narasumber yang akan tampil adalah Prof. Dr. Ibnu Maryanto, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (alumnus GMNI Unsoed Purwokerto), Dr. Y. Argo Twikromo, akademisi Unika Atma Jaya Yogyakarta (alumnus GMNI Antropologi UGM), Erros Djarot, budayawan (anggota Dewan Pakar DPP PA GMNI).

Narasumber lainnya yakni Prof, Dr. Wiendu Nuryanti, M.Arc., Ph.D, Wakil Menteri Pendidikan RI 2011– 2014, Wayan Sudarmadja, SH, MH., Penyantun Rumah Budaya Bedahulu Ubud Bali (alumnus GMNI UGM), Dr. Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI serta Dr. Soetanto Soepiadhy, SH, MH, Ahli Hukum Tata Negara.

Bagi yang berminat mengikuti webinar agar mendaftar pada link registrasi http://bit.ly/PAGMNIWebinar03.

Kegiatan tersebut akan disiarkan lewat live streaming di kanal YouTube Kabar Alumni GMNI dan TV Desa, tayangan langsung serta informasi terkait bisa juga didapatkan lewat laman infokongres.com.

Persatuan Alumni GMNI adalah organisasi yang bersifat intelektual, kekeluargaan, independen dan terbuka.

Berfungsi menyelenggarakan komunikasi berkelanjutan antar segenap Alumni GMNI dengan menghormati status, kedudukan, fungsi, aspirasi politik dan organisasi yang diikuti masing-masing anggotanya dalam semangat kebersamaan.

Organisasi berasaskan Pancasila dan penerus ajaran Bung Karno ini terbentuk tahun 2006 dari hasil Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Alumni GMNI III kemudian menjadi Kongres Persatuan dan Kesatuan Alumni GMNI I di Jakarta. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas