Cerita Penugasan KRI Nanggala-402 Saat Sengketa Blok Ambalat dengan Malaysia
Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) pagi sekitar pukul 03.00 WITA.
Editor: Malvyandie Haryadi
KRI Cakra dan KRI Nanggala, keduanya kelas 209, dibuat di HDW Kiel, Jerman, pada 1978-1979.
Pada 21 Juli 1981, kedua kapal ini diserahkan ke TNI AL dan berada di Komando Armada II di Surabaya. Kapal tersebut bersandar di dermaga Dock Lawang yang masuk klasifikasi ”A” di mana orang luar yang masuk harus mendapatkan security clearance dari Intelijen Armada.
Indroyono Soesilo dalam bukunya Kapal Selam Indonesia mencatat, kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402 telah ditropikalisasi dan lebih canggih sistem pengendaliannya.
Dengan demikian, lebih cocok berlayar di laut Nusantara. Kapal ini juga unggul dalam hal rancang bangun tekan, penempatan peluncur torpedo dan jumlah baling-baling kapal dibandingkan KRI Tjakra dan KRI Nanggala generasi sebelumnya yang merupakan buatan Rusia dan diresmikan Presiden Soekarno pada 12 September 1959.
Black out
Berdasarkan rilis yang diterima Tribunnews, KRI Nanggala-402 diduga tak bisa melaksanakan prosedur kedaruratan saat terjadi black out.
Sebagai informasi, kapal selam memiliki tombol darurat untuk mendorong kapal supaya bisa muncul ke permukaan.
Selain dugaan black out, ditemukan tumpahan minyak di sekitar area tenggelamnya KRI Nanggala-402 oleh tim pencari.
Kemungkinan tangki BBM KRI Nanggala-402 mengalami retak karena tekanan air laut.
"Pada pukul 07.00 WIB melalui pengamatan udara dengan helikopter, ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal menyelam," dikutip dari keterangam resmi Biro Humas Kementerian Pertahanan, dilansir Tribunnews.
Hingga saat ini pencarian masih terus dilakukan dengan mengirimkan KRI Rigel dari Dishidros Jakarta dan KRI Rengat dari Satuan Ranjau untuk membantu pencarian menggunakan side scan sonar.
Sebagai upaya mencari KRI Nanggala-402, TNI meminta bantuan Singapura dan Australia.
Lantaran, ungkap Hadi, selama ini TNI telah bekerja sama dengan dua negara tersebut terkait kecelakaan dalam latihan.
"Kita selama ini punya kerja sama ya kalau pencarian dan sebagainya terkait dengan kecelakaan latihan dengan Singapura maupun Australia."