Cerita Tim Kemensos Berikan Dukungan Psikososial pada Keluarga Korban KRI Nanggala 402
Tri Rismaharini memerintahkan agar balai-balai di bawaah lingkungan kerjanya memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terhadap keluarga korban.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini memerintahkan agar balai-balai di bawaah lingkungan kerjanya memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terhadap keluarga awak kapal KRI Nanggala 402.
Salah satunya melalui Balai Disabilitas "Mahatmiya" Bali yang melaksanakan pendampingan dan penguatan.
Melansir laman resmi kemensos.go.id, Tim LDP Balai Disabilitas "Mahatmiya" memberikan bantuan psikologis awal, konseling, dan trauma healing.
Selain hal itu, tengah disiapkan santunan bagi ahli waris dari Kemensos untuk keluarga korban.
Juga bantuan pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: KSAL Minta Bantuan Internasional Angkat Badan Kapal KRI Nanggala 402 di Perairan Bali
Baca juga: Profil MV Swift Rescue, Kapal Singapura yang Berhasil Foto KRI Nanggala 402 di Kedalaman 838 Meter
Sebelumnya, Tim LDP yang dipimpin oleh Kepala Balai Disabilitas "Mahatmiya" Sutiono melakukan koordinasi dengan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi.
“Kami ikut berbelasungkawa atas gugurnya para ABK KRI Nanggala 402 saat melaksanakan tugas, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan menghadapi musibah ini,” tutur Sutiono.
Komandan Lanal (Danlanal) Banyuwangi Letkol Laut Eros Wasis menyambut baik atas respon cepat Kemensos terhadap musibah ini.
"Terima kasih atas perhatian Kemensos terhadap bencana yang kami alami,” kata Eros.
Baca juga: Pakar Hukum Pidana Gaungkan Audit Perawatan KRI Nanggala 402
Baca juga: Menhan Prabowo Sambangi Rumah Duka Kolonel Harry Setiawan, Jamin Beasiswa Anak Awak KRI Nanggala 402
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Danlanal, ada empat keluarga ABK KRI Nanggala 402 yang telah terdata di wilayah kerja Lanal Banyuwangi, yakni keluarga Serda Pandu Yudha Kusuma, Kopda Kharisma, Serda Misnari dan Sertu Dedi Hari Susilo.
Setelah berkoordinasi dengan Danlanal Banyuwangi, Tim LDP mengunjungi tiga keluarga korban yang berdomisili di Banyuwangi.
Salah satu anggota Tim LDP Muhammad Sahibudi menyampaikan dukungan kepada keluarga korban dan mendoakan agar diberikan ketabahan dan kesabaran atas musibah yang menimpa.
"Tawakal dan berserah diri kepada Allah, bahwa semua yang Allah rencanakan pasti yang terbaik untuk semua umat-Nya," kata Sahibudin.
Kunjungan ke Keluarga Korban
Sementara itu, Kemsos melalui Balai Residen Galih Pakuan Bogor melakukan kunjungan silaturahmi dengan keluarga korban tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Kunjungan tersebut dilakukan Kemensos pada keluarga korban yang berada di Madiun, Tuban dan Nganjuk.
Tujuan utama dari kunjungan ini adalah menyampaikan ucapan bela sungkawa yang terdalam dari Menteri Sosial RI atas musibah yang telah menimpa.
Serta memberikan pendampingan dan dukungan psikososial bagi keluarga korban.
Lokasi pertama yang dikunjungi yaitu keluarga korban Serda Diyut Subandrio yang berada di Kota Madiun.
Hasil penelusuran ke alamat tersebut, tim menemukan bahwa alamat tersebut adalah alamat orang tua korban.
Baca juga: Anis Matta Ajak Masyarakat Doa Bersama dan Salat Gaib bagi para Syuhada KRI Nanggala 402
Tim berhasil menemui kakak korban yaitu Rizal yang didampingi oleh aparat lingkungan setempat dan perwakilan dari Koramil Kota Madiun.
Sementara ibu korban belum dapat ditemui dikarenakan kondisinya yang masih shock.
Berdasarkan penuturan Rizal, korban adalah anak ke lima dari enam bersaudara.
Korban yang merupakan anak kesayangan ibunya ini sebelumnya menempuh pendidikan Tamtama Angkatan Laut pada tahun 2004, kemudian tahun 2012 terpilih menjadi kru pasukan selam TNI AL.
Untuk bertugas di KRI Nanggala 402 di bagian kelistrikan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Rizal, istri korban tinggal di Jalan Salak.
Maka tim pun menuju ke lokasi tersebut untuk mengunjungi kediaman istri korban.
Tim berhasil menemui Helen yang merupakan istri dari korban.
Saat ditemui Tim, kondisi Helen masih terpukul dan belum dapat mempercayai musibah yang menimpa suaminya.
"Saya masih belum percaya, saya masih berharap ada keajaiban,” ucap Helen.
Korban memiliki 2 orang anak.
Baca juga: Upayakan Evakuasi KRI Nanggala-402, TNI AL Dapat Tawaran dari ISMERLO, Apa Itu?
Anak pertama, perempuan berusia 11 tahun dan saat ini duduk di kelas lima .
Sedangkan anak kedua, laki laki bernama berusia lima tahun.
Kondisi fisik istri korban, Helen masih terlihat lemas.
Secara psikologis Helen masih belum dapat menerima sepenuhnya kenyataan peristiwa yang menimpa suaminya.
Dalam kondisi ini, tim banyak mendengarkan luapan perasaan Helen atas kehilangan dan kecemasannya.
Pekerja sosial Balai Residen Galih Pakuan Bogor Yulia Herlina memberikan dukungan secara psikologis kepada Helen dengan berupaya membangkitkan semangatnya untuk tabah melalui fase terberat ini.
"Ada banyak keluarga dan rekan yang peduli dan selalu memberikan dukungan, pasti Ibu bisa melalui masa masa berat ini,” kata Yulia.
Kondisi tidak jauh berbeda terlihat pada anak pertama korban, yang sangat kehilangan sosok ayah yang menjadi panutannya selama ini.
Ia mengaku mengalami gangguan tidur sejak peristiwa musibah ini.
"Saya suka susah tidur, ingat ayah" ungkapnya.
Tim memberikan penguatan kepadanya dengan meyakinkan bahwa musibah ini akan dapat dilalui, tetap optimis untuk bangkit dan menjadi anak yang lebih kuat daripada sebelumnya.
Baca juga: KRI Nanggala 402 Tenggelam, Menhan Prabowo Jadi Sasaran Tembak, Jokowi Diminta Evaluasi Kinerjanya
Tim juga banyak menggali hobi dan potensinya dengan harapan dapat menumbuhkan semangat dalam dirinya.
Selanjutnya tim berkomunikasi dengan orang tua Helen untuk terus menguatkan mereka agar dapat selalu menemani Helen dan anak anaknya.
Dukungan dan perhatian dari orang tua tentunya akan membantu kondisi psikologis Helen dan anak anaknya sehingga mereka dapat merasa lebih tenang.
Keluarga besar korban juga mendapatkan dukungan dari masyarakat lingkungan sekitar.
Terlihat dari banyaknya pengunjung yang melakukan takziyah ke kediaman Helen.
Serta hadir juga beberapa kerabat dan rekan korban dari TNI AL yang ada di Madiun.
Baca juga: KSAL Minta Bantuan Internasional Angkat Badan Kapal KRI Nanggala 402 di Perairan Bali
Helen dan keluarga besar korban mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Sosial atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan.
Pemberian dukungan psikososial ini diharapkan akan membantu kondisi emosi dan psikologis keluarga korban agar tetap semangat dan tabah melalui musibah ini.
(Tribunnews.com/Triyo)
Baca berita terkait Tenggelamnya KRI Nanggala 402.