Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluhan Komandan KRI Nenggala Sebelum Tenggelam, Anggota DPR Minta KRI Cakra Digrounded

Panglima TNI Jendral Hadi Tjahjanto akhirnya menyatakan KRI Nanggala 402 tenggelam atau subsunk dengan 53 awaknya gugur.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Keluhan Komandan KRI Nenggala Sebelum Tenggelam, Anggota DPR Minta KRI Cakra Digrounded
Dok. Singapore Marine
Gambar dari kamera kapal MV Swift Rescue, ditangkap di kedalaman 838m 

Dalam dunia otomotif Indonesia, istilah overhaul lebih umum dikenal dengan sebutan turun mesin.

Proses ini biasanya dilakukan dengan cara membongkar mesin yang bermasalah untuk dapat diperiksa dengan sangat teliti, agar diketahui sumber masalahnya.

Sayang, proses overhaul yang diharapkan Heri Oktavian tak kunjung dilakukan, hingga akhirnya KRI Nanggala-402 tenggelam di dasar laut Bali akibat adanya sebuah masalah yang belum terungkap.

Sementara dikutip dari tni.mil.id, Heri Oktavian dilantik sebagai Komandan KRI Nanggala-402 pada 3 April 2020.

Dalam pelantikannya, Danpusdiksus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras, sumbangan pikiran, kreatifitas dan keberhasilan Letkol Laut (P) Heri Oktavian selama memimpin Sekasel.

Diduga Retrofit

Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402.

BERITA REKOMENDASI

"Kami mengucapkan rasa prihatin dan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang menyebabkan gugurnya 53 orang syuhada TNI," kata polikus PDI Perjuangan (PDIP) ini, kepada wartawan, Minggu (25/4/2021).

Hasanuddin mengungkapkan, KRI Nanggala 402 itu diretrofit tahun 2012 dengan menghabiskan anggaran sekitar USD 75 juta atau sekitar Rp 1,05 Triliun.

"Retrofit itu bukan sekadar mengganti suku cadang, tapi diperkirakan juga ada perubahan kontruksi dari kapal selam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya," ujarnya.

Di tahun yang sama, kata dia, KRI Nanggala 402 melakukan uji penembakan tetapi gagal lantaran torpedonya tak bisa diluncurkan karena sistem penutupnya bermasalah.

Dalam peristiwa itu 3 orang prajurit terbaik gugur.


Kemudian, tambahnya, kapal selam buatan tahun 1978 itu kemudian diperbaiki lagi oleh team dari Korea Selatan.

"Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau kontruksi yang tidak tepat sehingga KRI Nanggala 402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," ucapnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas