Cerita Istri Kru KRI Nanggala, Menunggu Kelahiran Tanpa Suami dan Firasat Sang Anak
Cerita pilu tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 beserta 53 awaknya di perairan Utara Pulau Bali.
Editor: Hendra Gunawan
Eka mulai cemas setelah mendapat kabar Kapal Nanggala 402 benar-benar dinyatakan hilang kontak.
"Saya benar-benar syok saat itu," ungkapnya.
Dua hari berselang, Eka bersama keluarga memutuskan berangkat ke Crisis Center Banyuwangi.
Di sana dia menunggu kabar baik kapal selam dan seluruh awaknya bisa diselamatkan.
Namun, pada Sabtu hatinya hancur.
Kekalutannya semakin menjadi ketika mendapat Kapal Nanggala benar-benar dinyatakan tenggelam dan seluruh 53 prajurit gugur.
"Dari kemarin, saya masih belum percaya. Saya yakin, suami saya masih ada. Saya pas di Banyuwangi pulang ke sini (Probolinggo) rasanya berat," katanya.
Perasaan ini juga dirasakan anak Eka yang paling kecil.
Dia mengatakan, saat anaknya paling bontot diajak pulang menolak dan merengek menangis.
"Anak-anak yang firasat kuat yang nomor dua waktu diajak ke Banyuwangi gak mau pulang. Katanya papanya akan pulang hari Minggu padahal dia belum tahu nama-nama hari," ujarnya.
Meski sudah dinyatakan gugur, Eka masih memupuk harapan besar suaminya masih bisa selamat dan pulang berkumpul kembali bersama keluarga.
Sementara, di rumah Eka, kini satu persatu tetangga dan kerabat berdatangan.
Mereka berdoa bersama agar Kapal Selam KRI Nanggala 402 dan seluruh krunya bisa segera ditemukan.
(Surya/Tribun Jatim/Didik Mashudi/Tony Hermawan)
Berita tenggelamnya KRI Nanggala
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kelasi KRI Nanggala 402 Tidak Sempat Melihat Anak Pertamanya, Istri Sedang Hamil Besar di Kediri
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.