Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerumunan dan Kerusuhan Usai Final Piala Menpora, IPW: Kapolri, Menpora, dan PSSI Harus Minta Maaf

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, memberi respons adanya kerumunan massa di Jakarta dan kerusuhan yang terjadi di Bandung usai final Piala Menpora.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Daryono
zoom-in Kerumunan dan Kerusuhan Usai Final Piala Menpora, IPW: Kapolri, Menpora, dan PSSI Harus Minta Maaf
KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO
Pada Minggu (25/4/2021) malam, para pendukung klub sepakbola Persija memadati Jalan MH Thamrin ke arah Bundaran Hotel Indonesia untuk merayakan kemenangan Persija di final Piala Menpora 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, memberi respons adanya kerumunan massa di Jakarta dan kerusuhan yang terjadi di Bandung usai laga final leg kedua Piala Menpora 2021.

Neta meminta agar Kapolri, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), dan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk minta maaf atas kejadian tersebut.

"Kapolri, Menpora, dan Ketum PSSI harus minta maaf kepada masyarakat atas kerusuhan suporter bola di Bandung dan aksi kerumunan massa suporter yang mengepung Bundaran HI Jakarta," ungkap Neta saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (27/4/2021).

IPW menilai kedua aksi itu terjadi akibat kecerobohan Kapolri, Menpora, dan Ketum PSSI, setelah ketiganya nekat menggulirkan Piala Menpora di tengah pandemi Covid-19.

"Sebagai tanggungjawab moral, Kapolri, Menpora, dan Ketum PSSI harus segera mengganti semua kerusakan dan kerugian masyarakat yang disebabkan amuk suporter, terutama di Bandung," ungkap Neta.

Personel Brimob Polri bersenjata lengkap dikerahkan untuk membubarkan massa pendukung klub sepak bola Persija Jakarta di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2021) dini hari.
Personel Brimob Polri bersenjata lengkap dikerahkan untuk membubarkan massa pendukung klub sepak bola Persija Jakarta di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2021) dini hari. (KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Baca juga: Polri Diminta Tangkap Para Suporter yang Memprakarsai Aksi Kerumunan, IPW Kecam Pernyataan Menpora

Lebih lanjut Neta menilai, peristiwa amuk suporter di Bandung dan kerumunan suporter mengepung Bundaran HI membuka mata publik betapa lemahnya intelijen dan aparatur siber Polri.

"Akibat lemahnya intelijen dan polisi siber semuanya terbiarkan tanpa diantisipasi dan dideteksi dini."

Berita Rekomendasi

"Polisi baru sibuk dan kebingungan setelah massa berkumpul dan mengamuk. Bayangkan, jika aksi pengepungan massa itu terjadi di depan Istana Kepresidenan, apa jadinya? Dalam hal ini IPW menilai Polri sudah kebobolan," ungkap Neta.

Antisipasi, deteksi dini, dan kepekaan aparat dinilai Neta sangat lemah.

Padahal, lanjut Neta, rencana aksi itu sudah muncul di media sosial beberapa jam sebelumnya dan Polri tidak mengantisipasinya.

Baca juga: Ketatnya Piala Menpora Memakan Korban, Persib Bandung Tendang Farshad Noor dari Skuat

"Sekarang setelah amuk suporter terjadi dan aksi kerumunan massa di Bundaran HI terjadi, Polri baru sibuk hendak memburu medsos pemrakarsanya."

"Polri lagi lagi hanya menjadi pemadam kebakaran yang sangat jauh dari konsep presisi," ujarnya.


Untuk itu IPW berharap, Polri tidak perlu menangkap dan memproses hukum para suporter.

"Sebab tanggung jawab semua itu ada di Kapolri, Menpora, dan Ketum PSSI yang tetap nekat menggulirkan Piala Menpora di tengah pandemi Covid-19."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas