Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Pria Menangis di Pelukan Prabowo Subianto, Keluarga Almarhum Kolonel Laut Harry Setiawan

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tampak mendatangi kediaman almarhum Kolonel Laut (P) Harry Setiawan.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Seorang Pria Menangis di Pelukan Prabowo Subianto, Keluarga Almarhum Kolonel Laut Harry Setiawan
Instagram @infokomando
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dipeluk oleh keluarga almarhum Kolonel Laut (P) Harry Setiawan, salah satu awak kapal KRI Nanggala-402 yang gugur. 

Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan

Gambar foto KRI Nanggala-402 dari kamera kapal MV Swift Rescue, ditangkap di kedalaman 838m.
Gambar foto KRI Nanggala-402 dari kamera kapal MV Swift Rescue, ditangkap di kedalaman 838m. (Dok. Singapore Marine)

Seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 dinyatakan gugur, Minggu (25/4/2021) sore.

Hal tersebut disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Minggu petang.

Insiden tersebut dimulai saat kapal yang berjuluk Monster Bawah Laut tersebut hilang kontak pada Rabu (21/4/2021).

Setelah itu kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dinyatakan tenggelam (subsunk) pada Sabtu (24/4/2021).

Baca juga: Foto-foto Penampakan KRI Nanggala 402 di Kedalaman 838 Meter, Terbelah Jadi Tiga Bagian

Penetapan status ini berdasarkan penemuan peralatan kapal yang keluar akibat terjadi retakan.

"Dengan ditemukannya peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan. Memang terjadi tekanan kedalaman yang dalamnya sampai 700-800 meter, ini tentunya terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers, Sabtu (24/5/2021).

KRI Nanggala-402
KRI Nanggala-402 (Twitter @JurnalMaritim)
Berita Rekomendasi

KSAL juga menjelaskan terkait dugaan awal atau analisis awal penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402.

KSAL mengungkap hal tersebut bukanlah kesalahan manusia (human error) mau pun black out atau mati listrik, sehingga kapal buatan Jerman itu tengelam.

"Sudah kita evaluasi dari awal saya berkeyakinan ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam," kata Yudo, di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (25/4/2021), dikutip dari Kontan.co.id.

Yudo pun juga yakin proses menyelam kapal selam KRI Nanggala-402 sudah melalui semua prosedur yang ada.

Prosedur itu yakni saat menyelam ada laporan penyelaman.

Baca juga: Ayah Kru KRI Nanggala-402 Minta Musala atau Masjid di Desa Doakan Anaknya: Agar Bisa Cepat Ditemukan

Kemudian, terdengar dari sea rider penjejak bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah melaksanakan peran persiapan bertempur, menyelam, dan sebagainya.

Kemudian, ia yakin tidak black out karena saat menyelam diketahui lampu masih menyala semuanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas