Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jubir Ngaku Nama Prabowo Subianto Sering Dicatut Orang Tak Bertanggung Jawab

Ia pun sangat menyayangkan perilaku catut mencatut nama ini terus diperlihatkan oleh sejumlah pihak.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jubir Ngaku Nama Prabowo Subianto Sering Dicatut Orang Tak Bertanggung Jawab
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku nama Prabowo kerap dicatut oleh orang - orang tak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi mereka.

Ia pun sangat menyayangkan perilaku catut mencatut nama ini terus diperlihatkan oleh sejumlah pihak.

"Nama beliau sering dicatut orang-orang tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi mereka. Kita sangat sayangkan prilaku-prilaku tersebut," kata Dahnil kepada Tribunnews.com, Rabu (28/4/2021).

Dahnil sendiri membantah pernyataan yang menyebut Prabowo Subianto adalah pemilik atau pengendali PT Aero Cipta Kargo (PT ACK).

Baca juga: Jubir Bantah Prabowo Subianto Kendalikan PT ACK, Perusahaan Forwarder Ekspor Benur

PT ACK diketahui merupakan satu - satunya perusahaan forwarder benih lobster (benur). Perusahaan ini meraup untung hingga Rp38 miliar sebagaimana isi surat dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) terhadap eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Dalam dakwaan jaksa, sejumlah pemegang saham PT ACK adalah representasi dari terdakwa Edhy Prabowo. Sosok pemegang saham seperti Amri dan Achmad Bachtiar merupakan kerabat dari terdakwa.

Berita Rekomendasi

"Tidak benar, PT ACK itu bukan milik Pak Prabowo dan tidak ada kaitannya dengan Pak Prabowo," tegas Dahnil.

Baca juga: Seorang Pria Menangis di Pelukan Prabowo Subianto, Keluarga Almarhum Kolonel Laut Harry Setiawan

Saksi Sebut - Sebut Nama Menhan Prabowo di Sidang Kasus Korupsi Izin Ekspor Benur yang Menyeret Edhy Prabowo

Pengadilan Tipikor Jakarta kembali menggelar sidang kasus dugaan korupsi izin ekspor benih lobster (benur), untuk terdakwa eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, Rabu (28/4/2021).

Dalam persidangan, saksi Ardi Wijaya selaku Direktur Ekspor Impor PT Dua Putra Perkasa Pratama (DPPP) menyebut nama Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Mulanya Jaksa Penuntut Umum (JPU) melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Ardi Wijaya terkait siapa sosok pengendali PT Aero Cipta Kargo (PT ACK).

PT ACK merupakan satu - satunya perusahaan forwarder benur, dan meraup untung hingga Rp38 miliar sebagaimana dakwaan jaksa. Adapun para pemegang saham PT ACK tak lain kerabat dari Edhy Prabowo sendiri, yaitu Amri dan Achmad Bachtiar.

Baca juga: Saudara Prabowo Subianto Turut Gugur dalam KRI Nanggala-402: Kami Sekeluarga Selalu Mengenang Jasamu

"Pernah dengar dari Suharjito (pemilik PT DPPP) terkait pengendali PT ACK ini siapa? Pernah melakukan hubungan telepon dengan Suharjito mengucap ini?," tanya jaksa.

Ardi Wijaya mengaku memang pernah terjadi diskusi yang membicarakan hal itu pada bulan Oktober. Namun tidak spesifik disebut siapa pengendali PT ACK.

"Memang tidak secara spesifik pengendali PT ACK, memang ada diskusi dengan Suharjito. Dan diskusi itu diskusi di bulan Oktober," kata Ardi WIjaya.

Jaksa kemudian menanyakan isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi nomor 27 perihal pernyataan PT ACK yang tak bisa dipecah karena khusus milik 'Prabowo' dengan keuntungan Rp30-an miliar per bulan.

"Ini maksudnya apa ya PT ACK punya Prabowo khusus?," tanya jaksa.

"Ini yang saya tangkap beliau pasti mengaitkan dengan pak Prabowo," jawab Ardi Wijaya.

"Pak Prabowo siapa?," tanya jaksa menegaskan.

"Pak Prabowo. Menteri Pertahanan. Karena di majalah - majalah sebelumnya itu dikait - kaitkan berhubungan dengan kader. Tapi saya tidak menanya balik, tidak memperjelas," jelas Ardi Wijaya.

Dalam perkara ini, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo didakwa menerima suap Rp25,7 miliar dengan rincian 77 ribu dolar AS atau setara Rp1,12 miliar dan Rp24.625.587.250 (Rp24,6 miliar) dari beberapa perusahaan.

Baca juga: Penyuap Juliari Batubara Klaim Dijebak Para Broker Bansos Covid-19

Suap itu ditujukan guna memuluskan izin budidaya lobster dan ekspor benur yang ditangani KKP.

Uang sebesar 77 ribu dolar AS diterima Edhy Prabowo dari Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito. Sedangkan Rp24,6 miliar juga diterima dari Suharjito dan sejumlah eksportir benih bening lobster (BBL) lain.

Atas perbuatannya itu, Edhy didakwa dengan Pasal 12 huruf a Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Atau Pasal 11 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas