PUPR Mulai Bangun Hunian Korban Banjir NTT, Total Anggaran Rp 338 Miliar
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun rumah hunian untuk korban bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun rumah hunian untuk korban bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kementerian PUPR akan membangun hunian tetap (huntap) bagi para korban dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
RISHA merupakan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya.
Dikutip dari rilis Kementerian PUPR, salah satu lokasi yang akan dibangun huntap ini berada di Waisesa 1, Desa Tanjung Batu, Kabupaten Lembata.
Kementerian PUPR telah melakukan pematokan seluas 4,3 hektare dari rencana total luas lahan yang akan dihibahkan sebesar 10 hektare.
Baca juga: Dukung Operasional Bandara Ahmad Yani Semarang, Kementerian PUPR Bangun Jalan Layang
Pada lokasi ini akan dibangun 154 unit huntap.
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB, Widiarto menyebut, saat ini Kementerian PUPR tengah melakukan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan huntap Waisesa 1.
Pembangunan mock up RISHA sejumlah 2 unit juga sedang dilaksanakan dan ditargetkan selesai dalam 2 minggu ke depan.
Pembangunan 2 unit mock up RISHA juga akan dilaksanakan pada lokasi relokasi lainnya setelah pematokan lahan dan proses hibah dilakukan.
“Kami juga akan melakukan pengujian geolistrik untuk memastikan ketersediaan sumber air bersih pada lahan yang akan dibangun hunta bagi para korban bencana,” ujar Widiarto dikutip Tribunnews, Senin (3/5/2021).
Baca juga: PUPR: Penerapan IoT di Sektor Infrastruktur Terhambat Koneksi Internet
Sebelumnya dikatakan Widiarto, Kementerian PUPR telah menghitung perkiraan kebutuhan biaya program pembangunan Rumah RISHA.
Total anggaran yang diperlukan mencapai Rp338 miliar.
Dianggarkan dari tahun anggaran 2021 sebesar Rp 236 miliar dan tahun anggaran 2022 sebesar Rp 102 miliar.
Kebutuhan anggaran tersebut dinyatakan Widiarto direncanakan untuk pembangunan sebanyak 1.000 unit RISHA, terdiri dari di Lembata sebanyak 700 unit dan Adonara sebanyak 300 unit.